Tampilkan postingan dengan label Wisata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata. Tampilkan semua postingan

Kamis, 16 Mei 2013

10 Sejarah kereta api Indonesia yang terlupakan

1. Terowongan Wihelmina (Terowongan kereta api terpanjang)
terowongan wihelmina
Terowongan Wilhelmina merupakan terowongan kereta api terpanjang di Indonesia. Terowongan ini memiliki panjang 1116 meter dan dibangun untuk mendukung jalur kereta api rute Banjar - Pangandaran - Cijulang (82 km). Terowongan ini berada di perbatasan antara Desa Bagolo dan Desa Emplak, Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat.
Terowongan Wilhelmina dibangun oleh perusahaan kereta api SS (Staats Spoorwegen) dan dibangun pada tahun 1914 serta mulai digunakan pada 1 Januari 1921. Namun terowongan ini kemudian menjadi non aktif seiring ditutupnya jalur kereta api rute Banjar - Cijulang (82 km) pada 3 Pebruari 1981 karena mahalnya biaya operasional dan sedikitnya pemasukan dari para penumpang kereta api.
Nama terowongan diambil dari nama ratu dari Kerajaan Belanda yang memiliki nama lengkap Wilhelmina Helena Pauline Maria. Wilhelmina menjadi Ratu Kerajaan Belanda dari tahun 1890 hingga 1948. Oleh masyarakat setempat, terowongan Wilhelmina sering disebut dengan terowongan Sumber.
Pada pertengahan tahun 1990, PT Kereta Api (Persero) pernah berupaya untuk menghidupkan kembali rute Banjar - Cijulang. Selain sebagai alternatif transportasi masyarakat, juga untuk mengembangkan pariwisata di Ciamis Selatan. Saat itu ada pertimbangan bahwa perjalanan kereta api rute Banjar - Cijulang dapat dijual sebagai sebuah paket wisata.
Saat ini kondisi terowongan Wilhelmina sungguh memprihatinkan, dengan rel yang hilang dan muka terowongan yang tidak terurus, dirambati akar-akar tanaman semak belukar, semakin menghilangkan pamor dari sejarah maupun aset wisata dari terowongan terpanjang di Indonesia ini.


2. Gerbong Tua di Magelang
gerbong tua
Kedatangan benda bersejarah di Monumen Kereta Api berupa satu buah gerbong kereta berusia 107 tahun yang berada di Sub Terminal Kebonpolo Kota Magelang sejak 1986, diangkut ke museum Kereta Api di Ambarawa, Rabu (9/11) sore sekitar pukul 16.30 WIB menggunakan truk trailer, dan tiba di Museum Kereta Api Ambarawa pada Kamis (10/11) pukul 05.00.
Kereta api ini dipindah ke Ambarawa karena selama berada di Magelang tidak memperoleh pemeliharaan yang berarti. Hal itu membuat  kondisi gerbong kereta api memprihatinkan. Di bagian bawah kerusakan mencapai 30 persen, banyak yang berkarat dan komponen lepas. Sedangkan dibagian atas, kayu gerbong sudah keropos.
Gerbong kereta tua ini, dulunya digunakan untuk mengangkut penumpang jurusan Magelang-Yoyakarta.
Pemindahan gerbong kereta api ke museum Ambarawa ini didukung penuh oleh komunitas pecinta kereta api. Antara lain dari PJL 99 Solo, IRPS Jogjakarta, dan komunitas Kota Toea Magelang.


3. Jembatan Cikacepit (Jembatan kereta api terpanjang)
jembatan cikacepit
Kereta api sebagai sarana transportasi massal tertua di Indonesia tak lepas dari sejarah kolonial. Namun seiring perkembangan jaman dan kalah dalam persaingan, banyak jalur kereta rusak dan tak terpakai. Salah satunya adalah sisa-sisa jalur kereta api Banjar - Cijulang, Jawa Barat.
Sebagai penumpang kereta api, Anda mungkin pernah melintasi stasiun Banjar yang dibangun tahun 1888 di jalur kereta api lintas Selatan. Namun tahukah anda bila di Stasiun Banjar terdapat juga jalur kereta percabangan menuju Cijulang, Ciamis? Berdiri di jantung kota Banjar, stasiun ini menajdi pusat percabangan ke Cijulang untuk lintas Bandung - Yogyakarta
Jalur kereta api Banjar - Pangandaran - Cijulang atau Banci, dibangun tahun 1911. Karena alamnya berbukit-bukit, di jalur ini Anda bisa menjumpai terowongan terpanjang dan terpendek di Indonesia.
Terowongan terpendek dinamakan Pangeran Hendrik, panjangnya hanya 128 meter. Warga sekitar menyebutnya terowongan Warung Bungur karena ada di Dusun Warung Bungur. Nama Hendrik diambil dari bangsawan Belanda, Duke Heinrich Wladimir Albrecht Eernst, suami Ratu Wihelmina.
Tak jauh dari terowongan Hendrik, terbentang jembatan Cikacepit sepanjang 190 meter. Jembatan ini dibuat dari rangka baja, dengan lebar tak lebih dari 1,7 meter hanya menyisakan rangka. Besi rel hilang entah ke mana, dijarah orang tak bertanggung jawab.
Sedangkan yang terpanjang namanya terowongan Ratu Wilhelmina. Dengan panjang lebih dari 1 kilometer, hanya cahaya kecil yang terlihat diujungnya. Nama terowongan ini diambil dari nama Ratu Belanda Wihelmina Helena Pauline Maria, yang berkuasa tahun 1890 hingga 1948. Terowongan ini katanya menjadi yang terpanjang di Indonesia, 1208 meter.
Dengan jarak kurang 300 meter dari terowongan Ratu Wilhelmina, terpanjang terdapat terowongan bengkok bernama Juliana. Disebut bengkok karena terowongan ini melengkung, sehingga ujung terowongan sepanjang 147 meter ini tak terlihat.
Namun sarana penunjang kereta api ini sudah tak lagi berfungsi. Terus merugi karena kalah persaingan menjadikan jalur ini sudah sejak lama ditutup dan terlupakan. Tragisnya lagi sisa-sisa peninggalan kereta api hilang dicuri tangan-tangan tak bertanggungjawab.


4. Jembatan Cincin
jembatan cincin
Bagi sebagian orang, kawasan pendidikan Jatinangor, kabupaten Sumedang mungkin hanya terkenal dengan beberapa perguruan tingginya. Namun, apabila kita bertanya kepada orang-orang Bandung yang sudah berumur, maka yang terlintas di benak mereka adalah perkebunan karet dan teh. Memang, Jatinangor yang kita kenal dulunya adalah daerah perkebunan yang luas. Jauh sebelum perguruan tinggi seperti Ikopin, Unwim ataupun Unpad berdiri, daerah ini adalah salah satu penghasil karet dan teh yang cukup besar untuk Belanda.
Jatinangor adalah kawasan yang bisa dibilang banyak memiliki situs bersejarah. Jembatan Cincin salah satunya. Jembatan ini pada awalnya dibangun oleh Staat Spoorwagen Verenidge Spoorwegbedrijf, sebuah perusahaan kereta api milik Belanda pada tahun 1918. Pada saat itu, jembatan ini berfungsi sebagai salah satu jalur kereta api yang menghubungkan daerah Rancaekek dan Tanjungsari. Pada masa itu, kereta ini menjadi penunjang lancarnya perkebunan karet di Jawa Barat.
“Jembatan Cincin mulai dibangun sejak tahun 1918, hingga 1942 sudah tidak ada lagi kereta yang lewat,” ujar Mulyana, salah satu “tetua” yang sudah hampir sembilan puluh tahun tinggal di dekat jembatan cincin. Yang menjadi catatan penting ialah, tanah di Jembatan ini bukanlah milik Belanda, melainkan diklaim secara paksa karena pada saat itu, Indonesia masih daerah jajahan Belanda. Warga setempat pada waktu itu tidak bisa berbuat banyak karena takut akan dibunuh. Ia juga menambahkan, akhirnya, pembangunan Jembatan Cincin diperbolehkan oleh warga sekitar, dengan syarat, tidak mengganggu komplek pemakaman yang ada di bawahnya. Setelah mencapai kesepakatan, Jembatan Cincin pun dibangun.
Sesudah dibangun, rel kereta api ini menjadi jalan penghubung bagi Belanda untuk mengantarkan hasil perkebunan dari daerah Jatinangor ke Bandung, jembatan ini juga lah yang menjadi akses jalan terbaik dari daerah Tanjungsari ke Rancaekek. Pada awalnya memang kereta hanya digunakan untuk hasil perkebunan, namun, menurut Mulyana, kereta ini akhirnya digunakan juga sebagai transportasi bagi kedua warga negara.
Saat bangsa Jepang datang dan mulai menduduki Indonesia pada 1942, Jembatan Cincin pun diambil alih. Tiang dan besi tua yang menjadi rel di jembatan ini dibongkar dan dibawa paksa oleh orang Jepang. “Mungkin karena menurut Jepang sudah tidak terpakai lagi, maka seluruh besi yang ada di ambil sama mereka,” tambah Mulyana. Semenjak itulah, kegiatan “per-kereta api-an” di Jembatan Cincin terhenti.



5. Stasiun Tambaksari, Stasiun kereta api pertama di Indonesia
stasiun semarang
sekelompok peneliti dari Pusat Arkeologi Nasional (Pusarnas), dibantu peneliti lintas ilmu dan lintas kota yang mencari keberadaan stasiun tertua tersebut.
“Ini bekas stasiun lama Samarang NIS,” kata Tjahjono Rahardjo, penggila kereta dari Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) yang juga dosen di Unika Soegijapranata Semarang. NIS merupakan singkatan dari Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij, sebuah perusahaan swasta yang pertama kali membangun jaringan kereta api di Semarang pada masa pemerintahan kolonial Belanda.
Stasiun Samarang NIS merupakan stasiun tertua di Semarang, juga tertua di Indonesia. Stasiun itu mulai dibangun tanggal 16 Juni 1864, ditandai dengan pencangkulan pertama oleh Gubernur Jendral Baron Sloet van de Beele. Pembangunan jalur itu melalui besluit nomor 1 tahun 1862, sementara pembebasan tanahnya berdasarkan staatsblad nomor 135 tahun 1865 yang diperbarui lagi dengan staatsblad nomor 132 tahun 1866. Peluncuran kereta dilakukan tanggal 10 Agustus 1867, merentang sepanjang 25 kilometer dari Semarang ke Tanggung melalui Halte Alastua dan Brumbung.
Menurut sumber lain, stasiun tertua di Semarang bernama Tambaksari. Identifikasinya mirip Stasiun Semarang NIS, misalnya terletak sekitar satu kilometer dari Kota Lama dan tidak jauh dari pelabuhan.
Bahkan ada sumber yang menyebutkan bahwa stasiun pertama di Semarang bernama Kemijen. Stasiun itu terletak di dekat persilangan jalur rel milik NIS dan SJS (Samarang Joana Stoomtram Maatschappij). Oleh sementara orang Stasiun Kemijen sering kali disamakan dengan Stasiun Samarang Gudang, yang sampai sekarang masih terlihat sisa-sisanya meskipun sudah dikepung air.
Yang menjadi pertanyaan, di mana sebenarnya lokasi yang tepat dari stasiun tertua itu? Apakah benar bernama Samarang NIS, Tambaksari, ataukah Kemijen? Sayang saat ini sisa-sisa bangunan stasiun sulit dilacak. Kendati demikian, jejak bangunan stasiun masih terekam di peta Semarang tahun 1866. Stasiun pertama itu disebutkan dengan nama berbeda. Uniknya, Stasiun Tambaksari, Stasiun Kemijen, dan Stasiun Samarang NIS itu sama-sama terletak di wilayah yang dulunya disebut Tambaksari, sekarang Kelurahan Kemijen.


6. Monumen Kecelakaan kereta api Padang Panjang
monumen
Sebuah tugu atau prasasti yang tidak terawat, ditemukan di kawasan Kelurahan Balai-Balai Padang Panjang Barat. Tugu berdiameter lebih kurang 2 x 2,5 meter itu, bertuliskan ejaan lama dan tahun aneh. Yakni "Tugu Peringatan Orang-orang Jang Meninggal Ketika Ketjelakaan Kereta Api Tanggal 25-12-2604 dan 23-3-2605", pada dinding bagian bawahnya yang diduga merupakan penanggalan jepang yang berarti 25 desember 1944 dan 23 maret 1945.
Tugu itu merupakan nisan bersama korban kecelakaan kereta api Padang Panjang pada masa penjajahan yang mana menurut kabar bahwa para korban yang dimakamkan di bawah tugu itu tidak dalam keadaan utuh.
"Menurut cerita orang-orang tua, ini merupakan pemakaman potongan-potongan tubuh korban kecelakaan ke­reta api pada masa penjajahan B­e­lan­da, akibat jembatan yang diputuskan. Karena begitu banyaknya korban, sehingga tidak ada tempat untuk pemakaman," cerita Masril.
Pemilik lahan Masril mengatakan sejumlah ahliwaris saat mengunjungi pemakaman sekitar merasa takut me­lihat tugu tersebut. Ada yang me­nga­takan tugu itu panas dan sebagainya. Ke­saksiannya sering dihinggapi bu­rung hantu.
Proses pemakaman korban, dice­ri­takannya juga terjadi dua kali, sesuai catatan tanggal yang tertera di dinding tugu itu. Usai pemakaman pertama sedalam 5 meter, belum ditembok. Kemudian berjarak sekitar 3 bulan, kem­bali terjadi kecelakaan dan dima­kam­kan di lobang yang sama.


7. Jalur kereta Pangandaran
pangandaran
Kereta api sebagai sarana transportasi massal tertua di Indonesia tak lepas dari sejarah kolonial. Namun seiring perkembangan jaman dan kalah dalam persaingan, banyak jalur kereta rusak dan tak terpakai. Salah satunya adalah sisa-sisa jalur kereta api Banjar - Cijulang, Jawa Barat.
Sebagai penumpang kereta api, Anda mungkin pernah melintasi stasiun Banjar yang dibangun tahun 1888 di jalur kereta api lintas Selatan. Namun tahukah anda bila di Stasiun Banjar terdapat juga jalur kereta percabangan menuju Cijulang, Ciamis? Berdiri di jantung kota Banjar, stasiun ini menajdi pusat percabangan ke Cijulang untuk lintas Bandung - Yogyakarta.
pangandaran
ilustrasi
Jalur kereta api Banjar - Pangandaran - Cijulang atau Banci, dibangun tahun 1911. Karena alamnya berbukit-bukit, di jalur ini Anda bisa menjumpai terowongan terpanjang dan terpendek di Indonesia.
Terowongan terpendek dinamakan Pangeran Hendrik, panjangnya hanya 128 meter. Warga sekitar menyebutnya terowongan Warung Bungur karena ada di Dusun Warung Bungur. Nama Hendrik diambil dari bangsawan Belanda, Duke Heinrich Wladimir Albrecht Eernst, suami Ratu Wihelmina.
Tak jauh dari terowongan Hendrik, terbentang jembatan Cikacepit sepanjang 190 meter. Jembatan ini dibuat dari rangka baja, dengan lebar tak lebih dari 1,7 meter hanya menyisakan rangka. Besi rel hilang entah ke mana, dijarah orang tak bertanggung jawab.


8. Hari Kereta Api Indonesia
hari kereta api Indonesia
Tidak banyak yang mengetahui bahwa tanggal 28 September merupakan hari Kereta Api Indonesia, padahal tidak sedikit orang yang pernah menggunakan alat transportasi yang satu ini.
Munculnya kereta api Indonesia diawali dengan adanya pembangunan jalur kereta api pada tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. Ludolph Anne Jan Wilt Sloet van de Beele di desa Kemijen, Semarang. Pembangunan kereta api tersebut diprakarsai oleh “Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij” atau NV.NISM dan dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju ke desa Tanggung. Rel tersebut dibangun sepanjang 26 km dan lebar kereta api 1435 mm dan berhasil sehingga pembangunan dilanjutkan kembali dengan menghubungkan kota Semarang dan Surakarta sepanjang 110 km. Atas keberhasilan itu, para investor pun juga ikut-ikutan untuk membangun jalur kereta api di berbagai daerah. Mulai tahun 1864 hingga tahun 1900 adalah tahun-tahun di mana jumlah rel kereta api yang dibangun meningkat pesat.
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, beberapa karyawan KA yang tergabung dalam AMKA atau Angkatan Moeda Kereta Api mulai mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Para anggota AMKA menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945, kekuasaan perkeretaapian telah berada di tangan bangsa Indonesia. Hal inilah yang menjadi dasar untuk ditetapkannya tanggal 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api Indonesia, serta dibentuknya DKARI atau Djawatan Kereta Api Republik Indonesia.
Ternyata Hari Kereta Api Indonesia tidak bisa kita anggap sepele karena pada waktu itu beberapa anggota pejuang kita juga ikut memperebutkan kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Untuk itu, kita patut memperingatinya demi menghargai perjuangan mereka yang sampai sekarang dapat kita nikmati. Apa yang terjadi jika para pejuang tidak ikut memperebutkan kekuasaan perkeretaapian dari Jepang? Mungkin sampai sekarang kita masih tidak tahu apa yang namanya kereta api.


9. Jalur Kereta Api Muaro-Pekanbaru (Jejak Romusha)
jalur maut
Jalur Kereta Api Muaro-Pekanbaru adalah apa yang dinamakan "jalan kereta api maut" yang dibangun di Indonesia di masa Perang Dunia Kedua atas perintah tentara pendudukan Jepang.
Jalur kereta api dari Muaro ke Pekanbaru di provinsi Riau dibangun pekerja paksa antara bulan September 1943 dan Agustus 1945 dalam keadaan yang mengerikan. Secara keseluruhan hampir 50 000 orang, terdiri dari romusha dan tawanan perang Belanda, bekerja, 26 000 darinya meninggal. Jalur kereta api tersebut hanya sempat digunakan satu kali.
Buku yang paling detil mengungkap tentang tragedi ini adalah karangan Henk Hovinga yang berjudul  Eindstation Pekan Baru 1944-1945-Dodenspoorweg door het Oerwoud terbitan KITLV Leiden. Di dalam bukunya Hovinga menulis bahwa para pekerja itu telah dipaksa bekerja “dalam suatu neraka hijau, penuh ular, lintah darat dan harimau., lebih buruk lagi miliaran nyamuk malaria, di bawah pengawasan kejam orang-orang Jepang dan pembantu mereka orang Korea”.
Ditambah lagi dengan cara orang Jepang yang menghindari pembuatan terowongan sebagaimana rancangan aslinya dengan cara mendinamit perbukitan. Seringkali tanpa pemberitahuan, sehingga pekerja yang bekerja dibawahnya ikut tertimbun. Rombongan berikutnya bertugas membersihkan reruntuhan hasil dinamit, sekaligus mengumpulkan mayat teman-temannya.
Semuanya dikerjakan dengan otot. Tidak ada peralatan yang memadai. Mulai dari menebang pohon, memotong tebing sampai memasang rel dan membuat jembatan semua dikerjakan dengan tenaga manusia. Ditambah gizi yang buruk, obat-obatan yang kurang serta perlakuan diluar batas kemanusiaan menyebabkan tingginya angka kematian.
Jalur rel ini selesai pada 15 Agustus 1945, tepat ketika Jepang takluk kepada sekutu. Tapi di tengah rimba raya Sumatera, Jepang belum kalah. Para serdadu Jepang masih meneriakkan banzai pada saat merayakan pematokan paku emas tanda selesainya jalur rel Muaro - Pekanbaru. Sementara para romusha dan tawanan hanya boleh menyaksikan upacara dan perayaan itu dari jauh.
Ironisnya, dengan puluhan ribu korban jiwa, rel ini berumur sangat singkat. Kereta api terakhir yang melewatinya adalah pada September 1945 yang membawa tawanan perang dari kamp-kamp kerja di dalam rimba menuju ke Pekanbaru. Jembatan-jembatan yang terbuat dari kayu dengan cepat lapuk dan hanyut oleh amukan sungai. Rel-rel yang tertinggal dengan cepat merimba dan sebagiannya lagi dibuat menjadi pagar oleh masyarakat dan jawatan Kereta Api sendiri untuk jalur Sawahlunto - Padang.


10. Jalur Kereta Api Saketi-Bayah (Jejak Romusha)
jalur maut
Jalur Kereta Api  Saketi – Bayah pada saat pembangunannya banyak memakan korban ribuan manusia, dengan jumlah korban fantastis yang terdiri dari tawanan perang / Prisoner Of War (POW) Sekutu dan Romusha Pembangunan jalan kereta api mempunyai arti sangat strategis bagi kelanjutan ekspansi tentara Jepang pada Perang Dunia ke-II, dan dikerjakan dengan Sistim Kerja Paksa (slave labour) Romusha dan tawanan perang / Prisoner Of War (POW
Perihal jalur kereta api maut, sejarah mencatat, Jepang menorehkan kisah kejam  di Banten Selatan jalur Saketi – Bayah. Selama Perang Dunia II (1938-1945) Jepang membangun tiga jalur kereta api di dua wilayah di Asia Tenggara yaitu jalur Thailand-Burma, Muaro Sijunjung-Pekanbaru, dan jalur Saketi-Bayah.  Jepang menggunakan tahanan yang dipaksa kerja dan seperti dikirim ke neraka karena puluhan ribu jiwa melayang dalam proyek pembangunan jalur kereta api tersebut. Jalur kereta api di dua wilayah Indonesia itu tak lagi bersisa, seperti juga tragedi kekejaman Jepang yang seakan terlupakan. Pembangunan jalan kereta api sepanjang  89 km ini menelan korban yang diperkirakan mencapai 93.000 jiwa romusha.

JAS MERAH (jangan sekali-kali meninggalkan sejarah), Soekarno Quotes



Sabtu, 27 April 2013

10 Kreativitas dari pemukiman kumuh

Permukiman kumuh dianggap sebagai bagian wilayah kota yang sangat tidak produktif, kotor, tidak memiliki potensi, tidak efisien dan mengganggu estetika serta keindahan, keberadaan pemukiman kumuh seringkali dianggap sebagai sumber timbulnya berbagai perilaku menyimpang, seperti kejahatan, dan sumber penyakit sosial lainnya.
Namun dibalik itu semua, coba kita lihat beberapa daerah yang awalnya pemukiman kumuh berubah menjadi tempat yang ramah lingkungan, bersih, dan asri.


1. Kampung kreatif, Kreativitas melukis
kampung kreatif
Dimotori oleh Perhimpunan Kampung Kreatif Indonesia, lingkungan khas pinggir kali yang kumuh diubah menjadi berwarna-warni oleh warga dengan melukis dinding di rumahnya sendiri.
“Semua berawal dari pendekatan ke warga yaitu dengan mendatangi warga yang diajak bicara dari hati ke hati dan menawarkan konsep kampong kreatif yang dilanjutkan dengan seorang seniman lukis yang pernah tinggal disana selama hampir 8 tahun dan menawarkan sebuah ide,” jelas Ki Suhardi, seniman senior yang paling giat membantu Perhimpunan Kampung Kreatif Indonesia.
Dengan penuh semangat warga berebut untuk melukis rumahnya sendiri. Apalagi bahan–bahan cat warna sudah disiapkan. Selain ingin membuat lingkungan menjadi lebih nyaman, semangat warga bancili disuntik tambahan bonus yang cukup menggiurkan.
“Yang mengikuti melukis rumahnya sendiri akan mendapatkan hadiah. Juara pertama mendapatkan nilai Rp 3.000.000,- juara ke dua Rp 2.000.000,- dan juara ke tiga Rp 1.000.000,”ucap pria berambut panjang penuh dengan uban ini.


2. Melestarikan Salak Condet
salak condet
Perkebunan itu terletak cukup jauh dari Jalan Raya Condet. Beberapa warga Condet pun seringkali menggelengkan kepala setiap kali ditanya mengenai letak kebun tersebut. Padahal, di area seluas kurang lebih 3,5 hektar itu, tumbuh tanaman yang buahnya pernah mengharumkan nama Condet. Ya! Salak condet yang kini semakin sulit ditemukan di pasar-pasar tradisional, apalagi toko buah.
Adalah Komunitas Ciliwung Condet yang coba mempertahankan keberadaan kebun salak condet. Dibentuk pada 2005, komunitas itu memiliki misi melestarikan habitat terakhir flora dan fauna di bantaran Ciliwung Condet. “Beruntung di tengah himpitan pembangunan kota Jakarta, kami masih memiliki tanaman yang tumbuh di habitat aslinya,” kata Abdul Kodir, salah satu penggagas komunitas. “Apalagi condet juga termasuk dalam salah satu wilayah bersejarah di Jakarta.”
Condet memang memiliki tempat khusus dalam perjalanan sejarah Jakarta. Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, wilayah itu pernah menjadi semacam tempat singgah bagi para petinggi Belanda yang melakukan perjalanan ke Buitenzorg atau Bogor dengan kereta kuda. Pada zaman itu banyak vila berdiri di Condet, terutama di wilayah Kampung Gedong dan Tanjung Timur.


3. Kampung Lele, dari banjir Budidaya Lele
kampung lele
Produksi ikan lele dihasilkan dari lingkungan yang kerap banjir karena kesalahan tata kelola. Lingkungan jadi bersih dan masyarakat jadi mandiri.
Banjir itu memang jadi masalah di Jl. Kapuk Raya Swadaya III Rt. 006/02. Perlahan muka tanah dari tahun ke tahun mulai digenangi air. Menurut Andri Wahyudin, tokoh pemuda setempat, banjir melanda sejak 20 hingga 25 tahun yang lalu.
Genangan air berkumpul di kampung mereka. Kampung pun mulai menyesuaikan diri, hunian dibangun menjadi rumah panggung. “Bagi yang masih bertahan mereka membangun rumah panggung, yang tidak kuat bertahan lahan itu ditinggalkan,” lanjut Andri lagi.
Perlahan rumah yang ditinggalkan terendam air dan menjadi semacam danau-danau. “Dalam airnya sampai dua-tiga meteran.” jelas Andri.
Akhirnya danau itu menjadi tempat pembuangan sampah masyarakat. Kampung menjadi kumuh dan kotor. Melihat kondisi itu sekelompok anak muda tercetus untuk membersihkan genangan air dari sampah itu.
Pada tahun 2007 muncul ide membudidayakan lele di atas lahan yang tergenang itu. “Karena budidaya lele masyarakat tak membuang sampah ke dalam air lagi, ditampung di bak sampah di pinggir kolam. Ada warga yang nanti mengangkutnya”  begitu jelas Andri.
Tahun pertama masih merugi, pada tahun 2009 mulailah keuntungan didapat. Mereka mulai menemukan formula yang tepat untuk membudidayakan ikan lele di atas genangan-genangan air itu. Yang mereka pilih adalah sistem jaring apung atau waring yang diperoleh dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).


4. Kampung Batik
kampung batik
Kampung kumuh yang kini jadi Kampung Batik di Jakarta. Diresmikan di penghujung 2011, perkampungan RW 04 di Jl Palbatu II Kelurahan Menteng Dalam, Kecamatan Tebet Jakarta Selatan saat ini dikenal sebagai kampung batik. Pemberian nama kampung batik berawal pada tahun 2011.
Adalah Ade Santoso seorang warga Palbatu II, yang tergerak hatinya melihat kondisi kampung yang jauh dari sifat bersih. Dari situ, dia terbesit untuk membuat sesuatu lebih bermakna. Maka terpikirlah sebuah ide untuk menghias tembok bangunan, dan sarana umum lainnya dengan batik.
"Berawal dari kesadaran dan kepedulian akan keberlangsungan budaya Indonesia, yaitu batik," kata Ade kepada wartawan di Jl Palbatu II Tebet Jakarta Selatan, Selasa (2/10).
Karena bersifat swadaya, kegiatan membatik di tembok bangunan terlaksana, juga karena mendapat dukungan dan bantuan dari salah satu perusahaan cat besar di Indonesia.


5. Kampung Jambangan, dari kumuh jadi kampung wisata
kampung jambangan
Wilayah kampung wisata Jambangan sebagian besar terdiri atas pemukiman, hanya sekitar 10 persennya saja yang dikelola untuk pertanian. Kampung ini sudah ada sejak lama, sekitar tahun 70an. Saat itu banyak masyarakat dari Surabaya dan Gresik berpindah ke tempat ini. Dulu kampung wisata Jambangan termasuk di luar Kota Surabaya, yaitu sudah masuk ke dalam wilayah Kabupaten Gresik. Sekitar tahun 1960an, wilayah ini bergabung dengan wilayah lain seperti Karangpilang, Wiyung, Tandes, dan Surabaya. Sejak penggabungan itu, semakin banyak masyarakat pindah ke tempat ini dan membuat pemukiman mereka sendiri.
Singkat cerita, jumlah pemukiman di tempat ini meningkat pesat dan dalam sekejap mata sudah penuh oleh penduduk. Namun sayangnya arus perpindahan tersebut tidak diikuti dengan penataan lingkungan yang baik. Alhasil, daerah di sepanjang kali Surabaya penuh oleh sampah dan kakus. Semakin banyak warga yang datang, semakin kumuh pula tempat tersebut. Hingga seorang warga yang kini telah wafat, Sriyatun Djupri, berinisiatif untuk mengajak warga menciptakan lingkungan kampung yang lebih bersih. Nah, dari situlah muncul sebuah kampung yang bersih dan tertata bernama kampung wisata Jambangan. Beliau berjuang bersama masyarakat dari sejak tahun 1973. Di dalam sosialisasi tersebut, beliau mencegah warga setempat untuk buang hajat di kali. Berkat usahanya yang keras tersebut, pemerintah menghadiahkan penghargaan kalpataru kepada beliau.
Usaha almarhun dilanjutkan oleh orang-orang yang juga serius membuat kampung wisata Jambangan lebih sehat dan tertata rapi. Pemandangan kampung yang bisa kita lihat saat ini sangat berbeda dengan kondisinya beberapa puluh tahun lalu.


6. Karangwaru, Keasrian di bantaran sungai
karangwaru
Program penataan lingkungan pemukiman berbasis masyarakat di Kelurahan Karangwaru, Tegalrejo, Yogyakarta telah berhasil mengubah wilayah kumuh di bantaran Kali Buntung menjadi  tempat indah bersih dan enak untuk dikunjungi.
Wilayah kumuh di bantaran Kali Buntung Kelurahan Karangwaru Kecamatan Tegalrejo kini telah disulap menjadi Karangwaru Riverside. Program penataan lingkungan tersebut berasal dari anggaran program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) senilai Rp 1 miliar dari Kementrian Pekerjaan Umum (Kemen PU) RI.
Anggota Tim Pemasaran Karangwaru Riverside "Sae Saestu", Murtadho mengatakan, kawasan yang dipilih tersebut awalnya merupakan kawasan paling kumuh, dan terkenal angker. Setelah dilakukan penataan lingkungan dengan sistem partisipatif warga setempat kawasan tersebut berubah wajah menjadi bersih dan asri.
Setidaknya di kawasan sepanjang 126 meter tersebut kiri kanan sungai sudah ditata. Menurut Murtadho, proyek yang dikerjakan sejak 2011 itu di antaranya meliputi penataan lingkungan yakni dengan penguatan talud bronjong dengan kolom penyangga dan ringbalik, pembuatan jalan setapak di kiri kanan sungai, drainase, ruang terbuka hijau dan pembuatan septik komunal limbah domestik.


7. Margasari, Pemukiman di atas air
margasari
Pemukiman Atas Air Kelurahan Margasari Atau yang biasa disebut Kampung Air atau Kampung Nelayan ini, merupakan kawasan pesisir yang terletak di sebelah selatan wilayah Kelurahan Margasari serta berbatasan dengan buffer zone kilang minyak Pertamina UP.V Balikpapan.
Destinasi ini dapat dicapai dengan segala jenis kendaraan. Akan tetapi untuk memasuki kawasan seluas dua hektare tersebut, anda harus berjalan kaki.
Semula area ini adalah kawasan kumuh dan pada tahun 1992 kawasan tersebut tertimpa musibah kebakaran. Kemudian Pemerintah Balikpapan bersama-sama dengan Pertamina Refinery Unit V menyulap pedestrian tersebut menjadi kawasan yang lebih nyaman, serta menetapkan perkampungan yang berada di atas air ini sebagai salah satu lokasi wisata kawasan konservasi mangrove.
Selain menyediakan perumahan sehat bagi masyarakat, lokasi ini dilengkapi juga dengan kawasan wisata berupa deretan pedagang kuliner yang siap memanjakan lidah anda serta pondokan mini untuk para pengunjung yang ingin bersantai. Ketika sore hari, tampak jejeran pemancing yang menghabiskan senja di keheningan tepi laut mewarnai sepanjang jembatan ulin. Saat malam hari Anda dapat menikmati pemandangan api abadi obor Pertamina dan kelap kelip lampu kilang minyak.
Kawasan Kampung Air Margasari ini, bebas dikunjungi kapan saja, pagi, siang, sore atau bahkan mungkin malam hari.


8. Kampung Akustik Cicadas, Kesenian di pemukiman kumuh
kampung cicadas
Petikan gitar Ganjar Nur mengiringi launching Kampung Akustik Cicadas di Cicadas Pasar II RW 04 Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul, Sabtu (13/10). Sebuah kawasan yang dinilai kumuh berubah menjadi elok berkat hiasan mural di sepanjang gang, dan tentu saja, keahlian warganya memetik gitar. Kini, Cicadas yang dulu lumayan "menyeramkan" pun disulap menjadi sebuah kampung kreatif.
Keahlian memetik gitar ditunjukkan salah seorang penggagas Kampung Akustik Cicadas, Ganjar Nur. Membawakan lagu berjudul "Anak Anjing", Ganjar mengajak warga Cicadas Pasar II RW 04 untuk mengalirkan semangat kreativitas mereka. Mengubah kebiasaan hidup yang negatif ke arah positif.
Kampung Akustik Cicadas bisa menghilangkan citra buruk daerah itu sebagai tempat nongkrong anak muda di gang-gang sehingga sering disebut sebagai "gang seribu punten". "Rumusnya kreativitas, dan sekarang kita lihat warga Cicadas Pasar II RW 04 semua bergerak berlomba dengan kreativitasnya.


9. Flyover Antasari, Kolong jembatan yang asri
flyover antasari
Sudah bukan rahasia umum kalau kolong jembatan di Jakarta menjadi pemukiman kumuh di Jakarta. Atau paling tidak menjadi tempat mangkal orang tak waras. Pemandangan dan keindahan kota pun terganggu. Lalu mesti bagaimana?
Mungkin satu yang patut dicatat yakni kolong jembatan flyover Antasari, Jaksel. Kawasan ini terlihat asri dan nyaman. Malah dibangun seperti taman, dengan tempat duduk dan beberapa tanaman.
"Mungkin karena di sini dekat dengan kantor wali kota Jaksel, jadi gelandangan pada nggak berani tinggal," jelas seorang warga Ading (50) yang ditemui detikcom, Senin (1/4/2013).
Kalau malam, di flyover ini pun ada lampu yang berkelap-kelip berganti warna. Kawasan kolong jembatan yang biasanya muram dan tak enak dilihat, menjadi lebih nyaman. Kawasan di sekitar kolong jembatan ini pun bersih. Di tengah jalan ada beberapa pot yang dipasang tanaman.


10. Kampung Karanganyar, bersih dan asri
karanganyar
Tak salah jika Kampung Karanganyar RW 16 Brontokusuman Mergangsan Yogyakarta dinobatkan sebagai juara pertama lomba Green and Clean tingkat DIY 2012. Sejak memasuki pintu gerbang kampung, suasana asri sudah terlihat. Tidak hanya itu, Kampung Karanganyar juga bersih dari sampah.
Keberhasilan RW 16 Brontokusuman ini tak lepas dari semangat warga dalam menjaga keamanan dan kenyamanan kampung. "Dulu, kampung sini merupakan kampung yang paling kumuh karena lokasinya paling rendah. Sekarang alhamdulillah sudah bisa berubah," ungkap Ketua RT 59 Karanganyar, Sofyan.
Kampung Karanganyar RW 16 Brontokusuman terdiri dari 3 RT, masing-masing RT 58, 59 dan 60 dengan populasi penduduk sekitar 312 orang. Sofyan menambahkan, dengan populasi warga yang cukup banyak, merubah kampung kumuh menjadi asri juga tidak mudah.
Beruntung, para tokoh masyarakat mulai dari Ketua RW 16, para Ketua RT serta pemuka agama setempat sepakat untuk memberikan contoh kepada warga dengan aksi nyata. Setiap kali ditemukan sampah yang berserakan di kampung, tokoh masyarakat tersebut memungut dan memindahkan ke tempat sampah.

Sesungguhnya ALLAH tidak mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. Surat Ar-Ra’d: 11)


sources:
http://www.wargajakarta.com/
http://m.readersdigest.co.id/
http://nationalgeographic.co.id/
http://www.merdeka.com/
http://wahw33d.blogspot.com/
http://jogja.tribunnews.com/
http://ibalikpapan.com/
http://news.detik.com/
http://krjogja.com/
bilamana terdapat kesalahan, mohon diralat.

Rabu, 10 April 2013

10 Desa bebas asap rokok di Indonesia

1. Desa sitiung, Sumatera Barat
Desa Sitiung
Nagari (Desa) Sitiung merupakan desa pertama di Indonesia yang bebas asap rokok. Desa yang terletak di Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, ini melarang warganya untuk merokok. Warga yang tertangkap merokok di sembarang tempat diberikan sanksi tegas dari desa.
Tidak hanya melarang warganya untuk merokok, Pemerintah Nagari Sitiung juga memberikan penghargaan kepada masyarakat yang semula merokok dan menyatakan tidak merokok lagi.
Wali Nagari (Kepala Desa) Sitiung, Syarifuddin, yang ditemui seusai memberikan penghargaan kepada masyarakat yang berhenti merokok, mengatakan, pemerintah desa dan masyarakat telah sepakat membuat peraturan nagari (desa), yakni larangan merokok bagi masyarakat di sembarang tempat dan menetapkan kawasan bebas asap rokok.


2. Desa Bulaksari 7, Jawa Timur
bulaksari7
Nun jauh di sebuah Kampung Bulaksari 7 di ceruk Kecamatan Mampir, Surabaya, suasana begitu tenang pada siang hari. Kelihatan beberapa orang suri rumah sedang memampatkan surat khabar lama, kotak-kotak serta beberapa ikat naskhah majalah di laman rumah. Mereka akan membawa ikatan-ikatan kertas-kertas lama ini ke pekan untuk dijual kemudian hasil jualan lusuh ini akan disalurkan ke dalam dana untuk membangunkan kampung mereka.
Di suatu kawasan lain kelihatan sekumpulan lelaki sedang membersihkan longkang, memotong rumput serta menanam pokok bunga sebagai hiasan. Tidak kira lelaki mahupun perempuan, masing-masing tidak lokek tenaga membanting tulang sama-sama membangunkan kampung.
Ya, seluruh Surabaya dan sekitar Jawa mengetahui tetangga Bulaksari 7 begitu teguh perpaduan antara mereka. Setiap bulan ada saja pertemuan antara tetangga untuk bermesyuarat dan bertukar-tukar pandangan bagaimana untuk mengindahkan lagi persekitaran kampung mereka. Malah, di sini, terbinanya sebuah warung yang diberi nama ‘Gotong-royong’ yang menjual makanan di mana perolehannya digunakan untuk membeli peralatan seperti cangkul, benih pokok, sabit dan pelbagai peralatan lain kegunaan penduduk kampung.


3. Desa bone-bone, Sulawesi Selatan
desa bone-bone
Bagi para perokok, secangkir kopi panas biasanya belum cukup menghangatkan tubuh di daerah ketinggian yang berhawa dingin. Rasa menggigil seolah baru benar-benar sirna ketika merokok. Namun, sugesti itu mentah di kalangan warga Desa Bone-Bone, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, yang berlokasi di kaki Gunung Latimojong, 1.500 meter dari permukaan laut. Suasana antirokok begitu terasa saat memasuki desa yang berpenduduk 801 jiwa tersebut.
Tanda larangan merokok langsung terpampang pada baliho besar tepat di gerbang masuk Desa Bone-Bone, sekitar 300 kilometer sebelah utara Kota Makassar. Sejumlah papan berisi larangan merokok dan imbauan untuk menjaga kesehatan juga menghiasi sudut-sudut desa seluas sekitar 800 hektar itu. Welly P (67), warga Dusun Buntu Billa, sudah 10 tahun terakhir tidak lagi merokok. Kebiasaan itu ia tinggalkan seiring diberlakukannya larangan merokok di Desa Bone-Bone tahun 2000. Meskipun awalnya tersiksa karena mengaku sulit berkonsentrasi, lambat laun Welly mulai menuai manfaat berhenti merokok.


4. Desa Ngunut, Yogyakarta
desa ngunut
Memasuki salah satu desa di pinggiran Gunungkidul sebelah barat. Tepatnya desa Ngunut, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul saya di sambut sebuah Gapura Bertuliskan Kawasan Dilarang Merokok.
Namun demikian larangan itu hanya berlaku untuk tempat-tempat publik atau yang menghadirkan banyak orang dimana terdapat juga orang-orang yang tidak merokok. Hak dari non-perokok di desa ini sangat di hormati. Namun juga masih toleran terhadap pecandu rokok yang belum bisa meninggalkan kebiasaan buruknya.
Ketika memasuki desa ini lebih baik jangan mencoba menyalakan rokok di tempat umum. Karena warga setempat akan menegur anda dengan keramahan yang mungkin bisa meneror inteltualitas anda.


5. Desa Cikidang, Jawa Tengah
desa cikidang
Boleh juga kiat Pemerintah Desa Cikidang, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, "menceraikan" warganya dari kebiasaan merokok. Melalui Peraturan Desa Nomor 10 Tahun 2009 tentang Ketentuan-Ketentuan yang Mengatur Ketertiban Desa, seluruh warga dilarang merokok di tempat umum dan mewajibkan tidak merokok hari Jumat. Bagi warga yang telah menjadi pecandu rokok telah disediakan tempat untuk merokok, yakni Poskamling.
"Jika ternyata ada warga yang merokok di luar tempat itu, kami telah menyiapkan sanksi bagi mereka, yakni membayar denda berupa telur sebanyak rokok yang dikonsumsi," kata Kepala Desa Cikidang, Dikrun, di Cikidang, Cilongok, Banyumas, Senin. Telur-telur itu selanjutnya diberikan kepada posyandu untuk dibagikan kepada anak balita di desa itu sebagai makanan tambahan.


6. Desa Celep, Jawa Tengah
desa celep
Berbagai upaya dilakukan untuk menghentikan kebiasaan merokok. Misalnya di Desa Celep, Sragen, Jawa Tengah. Khusus Jumat, warga di desa ini dilarang merokok. Larangan tersebut berdasarkan kesepakatan warga yang dituangkan dalam sebuah baliho berukuran besar yang dipasang di tengah desa.
Informasi yang didapat SCTV, Kamis (8/4), agar larangan itu dapat efektif, seorang satuan tugas disiagakan untuk mengontrol warga di hari itu. Seorang warga yang kedapatan merokok akan langsung dikenai denda Rp 500. Dana itu dikumpulkan di kas desa dan digunakan untuk membeli fasilitas umum untuk kepentingan bersama.
Larangan merokok ini sengaja hanya diberlakukan satu hari dalam sepekan sebagai upaya awal menghentikan kebiasaan merokok. Namun, sesuai kesepakatan, di masa mendatang pemberlakuan larangan merokok akan terus ditambah hingga kebiasaan merokok di kalangan warga setempat bisa dihilangkan.


7. Dusun Karangmulyo, Jawa Timur
desa karangmulyo
Hanya seperangkat kursi dan meja usang yang mengisi ruang tamu milik Ariyono, 38 tahun, si empunya rumah warga Dusun Karangmulyo Desa Jeruk Kecamatan Gucialit Kabupaten Lumajang Jawa Timur. Taplak meja pun terlihat berlubang di sana-sini seperti bekas sundutan rokok. Kendati demikian, tidak ada asbak di rumah itu yang lazimnya ada di rumah-rumah dan dusun terpencil.
Begitu pula dengan puluhan rumah lainnya di dusun yang berada di kaki Gunung Ringgit, sekitar 25 kilometer dari pusat kota. Tidak ditemukan asbak dalam rumah-rumah mereka. “Sebagian besar rumah di dusun ini tidak menyediakan asbak di ruang tamunya,” kata Ariyono.
Hal ini berlaku sejak sebulan terakhir setelah pada 8 Desember 2010 lalu, puluhan warga setempat mendeklarasikan larangan merokok di dalam rumah. Deklarasi yang dilakukan di Masjid Baitussalam itu dihadiri sejumlah pejabat di antaranya Tutuk Fajriatul Musthofiah, istri Wakil Bupati Lumajang As’at Malik, Kepala Dinas Kesehatan Buntaran Supriyanto, Camat Gucialit Bakrie serta sejumlah pejabat lainnya. Dusun yang juga berjuluk Pendem itu berpenduduk sekitar 200 kepala keluarga atau 797 jiwa.


8. Dusun Muhajirun, Lampung
desa muhajirun
Ketahuan Merokok, Pelajar Langsung Digunduli, jika di Jakarta dibutuhkan perda untuk melarang merokok di tempat umum, di sebuah desa di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, tidak seperti itu. Di sana larangan merokok diberlakukan secara "adat", tapi berjalan efektif dan sudah berlangsung 33 tahun.
Rumah-rumah di kampung itu kebanyakan dibuat semipermanen. Ada yang berdinding tembok, ada pula yang papan. Di pekarangan setiap rumah warga terlihat bermacam pohon buah-buahan. Di antaranya jeruk dan mangga. Di pintu gapura dusun terlihat tulisan cukup besar: Anda Memasuki Kawasan Dilarang Merokok dan Wajib Berbusana Muslim. Kalimat tersebut, agaknya, menjadi napas bagi dusun yang berpenghuni 180 kepala keluarga (KK) itu.


9. Desa Sidoluhur, Yogyakarta
desa sidoluhur
Kawasan bebas rokok merupakan upaya bersama untuk memberikan pemahaman dan kesadaran bagi warga masyarakat akan pentingnya menghindari bahaya asap rokok dan bukan menghalangi orang untuk merokok. Oleh karenanya diperlukan upaya-upaya yang sungguh-sungguh dan terkelola dengan sebaik-baiknya.
Dusun Kunden III, Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman merupakan salah satu dusun di Kabupaten Sleman yang telah mengawali pembentukan Pokja Kawasan Bebas Asap Rokok.
Pokja yang diketuai oleh Eko Raharjo ini, memiliki misi mewujudkan Dusun Kunden III Bebas  Asap Rokok dengan meningkatkan persentase keluarga dan generasi muda tidak merokok.
Adapun program-program yang telah dilaksanakan antara lain: pendataan keluarga tidak merokok; pemasangan stiker keluarga tidak merokok dan merokok di luar rumah; penyuluhan kesehatan dan bahaya asap rokok; pembinaan remaja dan pendataan remaja tidak merokok; konsultasi berhenti merokok.


10. Desa Singosaren, Yogyakarta
desa singosaren
Singosaren, merupakan gebrakan awal Muda Mudi Kuncup Mekar (MMKM) untuk berpartisipasi mewujudkan lingkungan yang sehat. Pasalnya, pada hari itu, MMKM mengajak seluruh warga di dusunnya, Dusun Sarirejo I Desa Singosaren, untuk berkomitmen dan mendeklarasikan bahwa rumah mereka bebas asap rokok. Sebagai penandatangan deklarasi adalah Lurah Desa, Kepala Dukuh Sarirejo I, Ketua RT 02, RT 03, dan RT 04, Ketua Pokgiat, dan Warga Masyarakat. Gebrakan ini merupakan ajakan positif bagi para perokok untuk menjadi perokok yang toleran. Tiga poin dalam deklarasi antara lain, (1) tidak merokok di dalam rumah, (2) tidak merokok dalam pertemuan warga, dan (3) tidak menyediakan asbak di dalam rumah ataupun dalam pertemuan warga. Ketentuan ini tidak hanya berlaku untuk warga setempat tetapi juga tamu yang berkunjung kesana.
Program Rumah Bebas Asap Rokok sendiri merupakan inisiasi dari MMKM bekerjasama dengan Karang Taruna Jaya Kusuma. Dalam hal ini, KT Jaya Kusuma berperan sebagai penghubung antara MMKM dengan Dinas Kesehatan Kab.Bantul dan Quit Tobacco Indonesia (QTI). Dua lembaga yang menjadi penggagas program Rumah Bebas Asap Rokok di wilayah Kab. Bantul.


10 Desa bebas asap rokok di Indonesia
sources:
http://www.tempo.co/
http://www.asiacalling.kbr68h.com/
http://travel.detik.com/
http://www.suaranews.com/
http://news.liputan6.com/
http://www.forumbebas.com/
http://masyarakatsehat.net/
http://klthugs.blogspot.com/
http://kla.or.id/
bilamana terdapat kesalahan, mohon diralat, terima kasih

Rabu, 20 Maret 2013

5 Wisata bawah laut yang sangat unik di Indonesia

Indonesia memiliki wilayah perairan yang sangat luas, perairan yang indah juga dapat menarik banyak wisatawan dengan menjadikan objek wisata bawah laut, namun ada beberapa tempat wisata bawah laut yang sangat unik untuk dikunjungi di Indonesia.

1. Wisata Bangkai Kapal Karam
kapal karam
Indonesia memiliki keindahan laut & nilai sejarah yang tinggi, salah satu contoh banyak bangkai kapal karam yang masih memiliki nilai sejarah dan menarik untuk dikunjungi, diantaranya ialah:
Penemuan bangkai kapal perang peninggalan Belanda oleh warga di Perairan Kepulauan Gili Raja, Kecamatan Gili Genting, mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Sumenep.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olaharaga (Disbudparpora) Sumenep M. Nasir mengatakan, bangkai kapal nantinya akan dibuat sebagai objek wisata bawah air.
kapal karam
Tulamben terletak 82 km dari kota Denpasar, Bali. Tulamben memiliki keindahan bawah laut yang sangat bagus. Wisata di Tulamben menyaksikan panorama bawah laut seperti eksotisme ikan-ikan yang berenang itu dan warna-warni terumbu karang, tentu saja menarik untuk dilihat. Tujuan untuk wisata diving tujuan utamanya adalah bangkai kapal (wreck point).Kapal milik Amerika Serikat yang karam pada perang dunia kedua dan sekarang menjadi hunian ratusan spesies ikan di laut Tulamben Kita tinggal berenang lebih ke tengah dan amati baik-baik di bawah. Kita akan melihat buritan kapal yang tenggelam akibat ditembak terpedo milik Jepang pada perang dunia I tersebut. Bagian paling atas kapal ini hanya sedalam tiga meter dari permukaan. Kedalaman di tempat ini maksmimal 30 meter. Jika memang anda memang penghobby diving ataupun menyelam objek wisata Tulamben ini akan sangat sayang untuk lewatkan, tempat terdekat lainya yang juga bagus untuk diving dan dengan keindahan matahari terbitnya adalah pantai Amed.
Pulau Samalona juga menyimpan sejuta misteri tentang karamnya sejumlah kapal peninggalan Perang Dunia Ke-II. Ada sekitar 7 buah kapal yang karam di kawasan pulau ini, di antaranya: kapal Maru, kapal perang milik Jepang yang karam pada kedalaman sekitar 30 meter; kapal Lancaster Bomber yang juga karam pada kedalaman sekitar 30 meter; kapal selam pemburu (gunboat) milik Jepang kapal kargo Hakko Maru buatan Belanda; serta kapal selam milik Jepang. Kapal-kapal yang karam tersebut telah berubah wujud menjadi karang dan menjadi “rumah” atau “tempat tinggal” bagi ratusan biota laut yang beraneka ragam bentuk, dan jenis serta warna yang sangat mengagumkan. Keindahan inilah yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk datang berenang di antara bangkai-bangkai kapal karam tersebut.
Dan masih banyak lagi beberapa tempat karam bangkai kapal yang bisa dijadikan tempat wisata bawah laut di Indonesia.


2. Wisata Gunung Berapi Bawah Laut
gunung berapi bawah laut
Ditemukannya beberapa gunung berapi bawah laut diIndonesia akhir-akhir ini menambah daftar keindahan Indonesia yang dijadikan objek wisata bawah laut di Indonesia, seperti:
DinasKebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara tengah menyiapkan sejumlah objek wisata, diantaranya panorama gunung api bawah laut di Perairan Galela. Letak antara Morotai dengan lokasi gunung api bawah laut tersebut tidak terlalu jauh, hanya membutuhkan waktu beberapa puluh menit menggunakan speedboat atau sarana angkutan lainnya untuk mencapai lokasi tersebut.
Gunung berapi bawah laut adalah salah satu objek wisata andalan yang diminati para wisatawan lokal maupun internasional.
Gelembung udara muncul dari gunung berapi di bawah laut Pulau Sabang, Provinsi Aceh. Gunung berapi bawah laut adalah salah satu objek wisata andalan yang diminati para wisatawan lokal maupun internasional.


3. Wisata Candi Bawah Laut
candi bawah laut
Keberadaan bentuk bangunan menyerupai candi, sebenarnya adalah taman pura di dasar laut kawasan Teluk Pemuteran, Kabupaten Buleleng, wilayah utara Bali. Taman pura bawah laut atau "underwater temple garden" Pemuteran yang sempat menghebohkan dunia itu, merupakan areal penyelaman tambahan ketiga di kawasan Tangkad Jaran, Pemuteran, yang selama ini juga sudah dikenal sebagai salah satu objek wisata di Bali.
candi bawah laut
Obyek penyelaman yang sempat dihebohkan sebagai candi misterius, termasuk mengundang perhatian Dirjen Pemasaran Depbudpar Sapta Nirwanda itu, berada di kedalaman 15 - 28 meter pada areal dasar laut seluas 2.500 meter persegi. Di dalam areal taman laut itu kondisinya tertata apik, dengan candi bentar atau model gerbang khas Bali berukuran tinggi empat meter dan sepuluh patung batu ukuran besar. Menurut Chris Brown, struktur candi bentar ditenggelamkan tahun 2005 setelah Pemuteran mendapat penghargaan ASEANTA sebagai kawasan wisata konservasi lingkungan.


4. Wisata Bangunan dan Terowongan Bawah Laut
terowongan bawah laut
Arsitek Belanda menjulukinya ”Kustbatterij op de Landtong te Tjilatjap” atau tempat pertahanan pesisir di atas tanah yang menjorok ke laut. Benteng berlanggam Eropa yang dikubur di bawah tanah ini merupakan tiruan bentuk kecil Benteng Rhijnauwen, benteng terbesar di ”Negeri Kincir Angin”.
Benteng ini dibangun pada abad ke-18. Oleh warga setempat, bangunan yang didirikan tahun 1861-1879 ini disebut Benteng Pendem. Tak berlebihan rasanya sebutan ini. Berbeda dengan benteng lain yang jelas terlihat walau dari kejauhan, hampir semua bagian bangunan ini terpendam sedalam 1-3 meter di bawah permukaan tanah. Dari jauh hanya tampak seperti gundukan tanah biasa. Di benteng ini juga terdapat terowongan bawah laut yang diduga menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Nusakambangan.
Dilepas pantai bagian utara Papua ditemukan pola bangunan yang diperkirakan terdapat struktur bangunan mirip “beteng” (awam: benteng) yang panjangnya 110 km dan tingginya setinggi gunung: 1860 meter, dengan lebar 2700 meter!
bangunan bawah laut
Jika dilihat, struktur ini lebih mirip “dinding” atau “tembok”. Dan hebatnya lagi tembok ini lurus memanjang secara sempurna sepanjang 110 kilometer!
Jika benar, jelas beteng seperti ini tidak mungkin dibuat oleh peradaban manusia kera ataupun manusia primitif, mengingat bangunan tertinggi di abad modern saat ini saja, tingginya baru sekitar 800 meter yaitu menara Dubai. Sedangkan bangunan ini sudah menjulang 1860 meter atau lebih dari 2 kali tingginya Burj Dubai!


5. Wisata Harta Karun
harta karun
Harta karun yang tersimpan di perairan Indonesia memiliki keunikan dan nilai sejarah yang tinggi. Laut Indonesia seakan tak habis memberikan cerita, dari mulai ikan-ikan, terumbu karang, sampai yang tak sengaja tersimpan disana, yaitu kapal-kapal naas, yang karam saat mengarungi lautan.
Siapa sangka di dalam kapal yang karam tersebut, sering tersimpan 'harta karun' berupa keramik, logam atau mungkin emas, berasal dari muatan yang dibawa oleh para saudagar yang berlayar pada zaman dahulu.
harta karun
Seringkali, benda muatan kapal tenggelam (BMKT) yang seharusnya menjadi warisan budaya tersebut, justru tidak tersimpan di museum di Indonesia, ada pula yang justru menjadi milik negara lain.
Contohnya kapal Arab, bernama Jewel of Muscat, yang tenggelam di sekitar lautan Bangka-Belitung. Di dalamnya ditemukan sekitar 48.000 benda berharga seperti keramik, logam, kaca, kayu, gading, batu, dan tulang. Namun kini, sebagian koleksi disimpan di Museum Maritim di Singapura. Seperti juga harta karun yang sangat bernilai yang ditemukan di peraiaran Cirebon.


5 Wisata bawah laut yang sangat unik di Indonesia
source:
http://wisata.kompasiana.com/
http://miztia-respect.blogspot.com/
http://indocropcircles.wordpress.com/
http://indoexland.blogspot.com/
http://wisata.kompasiana.com/
http://oase.kompas.com/
http://wisata.kompasiana.com/
http://bangka.tribunnews.com/
bilamana terdapat kesalahan dalam artikel ini, mohon diralat, terima kasih.

Rabu, 06 Maret 2013

10 Taman bunga yang indah nan eksotis di Indonesia


1. Taman Bunga Nusantara, Cianjur
Taman Bunga Nusantara adalah sebuah taman bunga seluas 23 hektare yang terletak dekat Gunung Gede Pangrango dan Kebun Teh Bogor dengan jarak tempuh sekitar 2 jam perjalanan dari Jakarta. Di taman ini disimpan berbagai tipe bunga dan tanaman, dalam hal ini terutama budi daya anggrek. Diperkirakan ada sekitar 2000 jenis anggrek yang dirawat di tempat ini.
Di tempat ini terdapat juga fasilitas hiburan untuk anak-anak berupa minicar, restaurant dan juga permainan ketangkasan.
Taman Bunga Nusantara diresmikan oleh Tien Soeharto pada 10 September 1995.


2. Orchid Gardens, Bali
Bali Orchid Garden adalah salah satu tempat terbaik untuk melihat keindahan taman bunga di sebelah timur Bali, taman terletak di dekat dengan Sanur, Bali. Taman tropis yang menyediakan lingkungan yang damai, santai di mana bunga anggrek indah mekar sepanjang tahun. Kebun raya ini terbuka untuk wisatawan individu, kelompok tur dan fungsi pribadi. Dalam hal ini surga taman tropis ini ditumbuhi banyak tanaman tropis yang berbeda dari Cordylines, Bromeliads, Heliconia, Aroids, tanaman Pitcher (nepenthes) dan banyak, banyak lagi dari Indonesia dan luar negeri.

 
3. Taman Bunga Sakura, Kebun Raya Cibodas
Tak perlu jauh-jauh pergi ke Jepang untuk menikmati keindahan Sakura. Di Kebun Raya Cibodas, kita bisa melihat pohon Sakura yang sudah ditanam sejak tahun 1953 yang akan berbunga pada sekitar bulan Januari-Februari atau Februari-Maret. Di Kebun Raya Cibodas telah ditanam ratusan pohon Sakura dengan 7 jenis tanaman Sakura yaitu Prunus cerasoides, Prunus yedoensis, Prunus yamasakura, Prunus lannesiana, Prunus sp., Prunus arborea, dan Prunus costata. Sekarang kita bisa menikmati `hanami`(tradisi melihat bunga) tanpa harus pergi ke Jepang dengan melihat mekarnya bunga Sakura di Cibodas.

 
4. Kota Bunga Tomohon, Sulawesi Utara
Dikenal sebagai Kota Bunga, Tomohon adalah  bukit resor belokasi 22 km di timur ibu kota provinsi Sulawesi Utara yaitu Manado. Tomohon terdiri dari 35 desa di 5 sub distrik yaitu Barat, Timur, Tengah, Selatan dan Utara Tomohon. Di sepanjang jalan Tomohon baik sisi kanan mau pun kiri terdapat rumah makan dan penginapan. Pemandangan di sini didominasi oleh pohon kelapa.
Kondisi tanah yang subur dan udara yang sejuk membuatnya cocok untuk membudidayakan berbagai jenis bunga dan sayuran. Kota ini dikenal sebagai penghasil bunga. Saat musim berbunga tiba maka di sinilah tempat bunga-bunga indah bermekaran bahkan taman di rumah penduduk lokal dapat turut Anda nikmati.
Festival bunga tahunan Tomohon di selenggarakan bulan Juni dan Juli. Selama perhelatan ini Anda bisa melihat parade bunga di jalanan kota. Perlombaan bunga hias juga diselenggarakan selama festival ini dengan peserta yang berasal dari 94 kota.

 
5. Taman Bunga Selecta, Malang
Apa rasanya liburan ke taman yang dipenuhi bunga warna-warni. Selecta, Batu, Malang menawarkan kecantikan taman bunga yang sangat menggoda. Yuk liburan bertabur bunga di Taman Selecta!
Dulunya, Kota Malang dijadikan tempat peristirahatan para bangsawan Belanda. Udaranya yang sejuk dan panoramanya yang indah menjadi pilihan utama mengapa kota ini jadi tempat para bangsawan. Salah satu destinasi wisata yang sudah dibangun pada masa Belanda adalah Taman Wisata Selecta.
Bukan sekadar taman wisata biasa, ini adalah taman bunga nan cantik yang berpadu dengan water park sederhana. Letaknya yang berada di 1.200 mdpl membuat bunga-bunga di sini tumbuh dengan sehat dan segar. Diperlukan sekitar 1 jam dari Malang untuk sampai ke Kota Batu.

 
6. Kebun Bunga Sidomulyo, Malang
Jawa Timur punya beberapa wisata agro yang menarik untuk dikunjungi. Jika Anda ingin liburan yang romantis, coba saja datang ke Sidomulyo, Batu. Desa ini punya kebun dengan bunga yang berwarna-warni.
Berada pada ketinggian 1.100 mdpl membuat Desa Sidomulyo, Batu, Jawa Timur sangat cocok untuk perkebunan bunga. Selain karena alamnya yang indah, wisata di kebun bunga ini juga tak kalah menarik. Jika Anda mencari destinasi yang romantis, coba saja datang ke perkebunan ini.
Desa Sidomulyo sudah lama terkenal sebagai tempat budi daya bunga terbesar di Jawa Timur. Letaknya cukup strategis, sekitar 8 km dari pusat Kota Batu. Aksesnya juga mudah, semua kendaraan bermotor bisa dijadikan pilihan untuk sampai ke perkebunan ini.

 
7. Taman Bukit Bougenville, Singkawang
Saat liburan ke Singkawang, Kalimantan Barat, jangan lupa pergi ke Taman Bukit Bogenville. Di sana, Anda bisa menikmati kecantikan bunga aneka warna dan udara yang sejuk. Cocok dijadikan tempat rekreasi.
Taman Bougenville terletak di Desa Sijangkung, 6 km dari Kota Singkawang. Tepatnya di kaki bukit Gunung Pasi. Kawasan wisata ini terasa begitu asri karena dikelilingi oleh hutan dan perkebunan.
Sesuai dengan namanya, Taman Bukit Bougenville didominasi oleh bunga bougenville (Bougenvillea spectabilis) beraneka warna. Bougenville, atau yang biasa disebut dengan nama bunga kertas, adalah koleksi utaman Taman Bukit Bougenville. Tak tanggung-tanggung, aneka bougenville yang ditanam berasal dari dalam dan luar negeri. Terhitung ada sekitar 46 spesies bunga bougenville di taman ini.

 
8. Taman Bunga Cihideung, Bandung
Taman Bunga Cihideung lokasinya berada 4,7 km dari tikungan jalan Setiabudi-Sersan Bajuri tadi dengan ketinggian sekira 1.100 meter di atas permukaan laut, daerah Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung. Dengan luas lahan sekita 50 hektar, desa wisata bunga cihideung merupakan kebun bunga raksasa. Pekarangan rumah-rumah penduduk nyaris tak ada yang ”menganggur”, selalu ada polybag-polybag berisi tanaman hias. Sekira 80% dari penduduk desa ini memang berprofesi sebagai petani bunga, baik bunga potong maupun bunga tanaman hias. Namun sebagian besar menanam tanaman hias yang dipasarkan di seantero negeri, terutama untuk kota besar terdekatnya seperti Bandung dan Jakarta.

 
9. Taman Bunga Dataran Tinggi Dieng
Dataran tinggi dieng ternyata bukan hanya ada kawah, candi, gua, dan air panas. Tetapi ada juga suatu sabana yang dipenuhi dengan bunga cantik berwarna warni disepanjang hamparan sabananya.
Puncak gunung prau disanalah sabana itu berada. Tidak banyak yg mendaki gunung prau ini atau mungkin kalah populer oleh gunung-gunung di jawa tengah lainnya. Karena rasa penasaran saya yang besar apalagi setelah mendengar bahwa dipuncak gunung prau terhampar sabana sepanjang mata memandang dengan pemandangan puncak-puncak gunung dijawa tengah lainnya.

 
10. Kebun Raya Eka Karya Bedugul, Bali
Mengunjungi Bedugul tidak lengkap kalau tidak singgah ke Kebun Raya Eka Karya (Botanical Garden), hanya terletak sekitar 2 km dari objek wisata danau Beratan. Lebih terkenal dengan nama kebun Raya Bedugul ini, lokasi di desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, berbatasan dengan wilayah Kabupaten Buleleng. Sekitar 63 km dari bandara ngurah Rai atau sekitar 1.5 jam perjalanan dengan kendaraan motor atau mobil. Terletak di dataran tinggi sekitar 1.300 di atas permukaan laut, membuat cuaca di sini sangat dingin dan cenderung berkabut, walaupun pada siang hari tempat ini selalu sejuk, sehingga tanaman-tanaman tropis bisa tumbuh dengan bagus di kawasan ini.
Yang membuat wisatawan yang liburan ke Bali tertarik untuk berkunjung ke Kebun Raya Bedugul, keindahan alam pegunungan dan taman yang tertata rapi, indah dan asri. Dengan luas 157 hektar, wisatawan bisa menikmati dengan puas taman dan hutan tropis dengan koleksi sampai 16.00 tanaman, bersenda gurau, berpetualang dan menikmati keindahan hutan yang sesungguhnya, begitu juga berbagai taman bunga yang sudah dibagi sesuai dengan jalur-jalurnya, seperti deretan pohon cemara, tanaman anggrek dan kaktus, tanaman tradisional khas bali yang sering digunakan sebagai obat dan bumbu masak, berbagai jenis paku-pakuan yang semua tumbuh subur dan terpelihara di sini, dan juga bisa ditemui jalur burung yang bisa melihat berbagai burung yang hidup dilingkungannya.


source:
bilamana terdapat kesalahan dalam artikel di atas mohon diralat, terima kasih.

 

Copyright @ 2013 X-Terselubung.