Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 01 Juni 2013

7 Gerbong kereta unik dan bersejarah di Indonesia

1. Gerbong kereta Monorel
gerbong monorel

Foto Prototipe Kereta Monorel UTM-125 Buatan Dalam Negeri. Satu lagi Kereta monorel karya anak bangsa diluncurkan selain KRI Klewang Kapal Perang Berteknologi Siluman TNI AL dan Sea Ghost Project.
Prototipe dari kereta monorel produk PT Melu Bangun Wiweka, Tambun, Bekasi, Jawa Barat, diperkenalkan kepada awak media  04/02.
Prototipe monorel ini mampu menarik enam rangkaian ini, dapat mengangkut hingga 130 penumpang, dengan biaya pembuatannya lebih murah 75 persen dibanding dengan monorel produk luar negeri. Pakar Teknik Konstruksi dan Mesin dari Universitas Indonesia Kusnan Nuryadi memberi nama monorel buatannya sebutan Urban Transit Monorail (UTM-125).
Satu gerbong panjang 13.2 meter gerbong penumpang tengah sepanjang 12 meter, dengan jarak antar gerbong 0.7 meter. Di dalam gerbong disiapkan 22 kursi duduk dan pegangan tangan untuk penumpang berdiri.
Monorel ini memiliki dua pintu penumpang dan satu pintu darurat di moncong kereta. Pintu darurat digunakan jika terjadi sesuatu dalam perjalan. Penumpang bisa langsung pindah ke monorel bantuan datang melalui pintu darurat, tanpa turun dari monorel.
Driver di kabin bisa mengontrol laju kereta secara manual atau otomatis. Monorel ini memiliki daya motor penggerak 260 kilo watt atau setara 350 tenaga kuda.
Teknologi roda peluncur mirip ban truk, dua bagian roda ini dipasang tepat di bawah gerbong kereta. 12 roda ban penyeimbang dipasang di samping dan mengapit erat trek lintasan. Ukuran roda penyeimbang lebih kecil dibanding roda peluncur, dengan jumlah enam ban di masing-masing sisi kanan dan kiri.


2. Gerbong Batik
gerbong batik

Indonesia punya gerbong kereta bercorak batik. Gerbong bertema batik tersebut diluncurkan oleh PTKAI pada tanggal 27 dan 28 Juli lalu.
Dua gerbong batik, masing-masing ada di KA Sancaka rute Yogyakarta-Surabaya dan KA Gajayana rute Malang-Jakarta. Gerbong-gerbong ini berfungsi sebagai gerbong makan atau restoran. Semua penumpang yang ingin makan di sini tak lagi bosan dengan memandangi interior dengan warna standar karena sudah dipoles cantik dengan gambar batik.
Keunikan motif batik ini pun mendapat perhatian dari traveler. Tak jarang traveler yang mengabadikan foto di depan gerbong. Gerbong batik di KA Sancaka memiliki motif sederhana berwarna merah, kuning dan putih.
Sedangkan gerbong batik di KA Gajayana didominasi dengan warna ungu dan putih. Jenis batik yang ada di gerbong ini adalah Bekisar dan Truntum, jenis motif khas daerah pesisir. Pastinya saat traveling dengan dua kereta ini, pelancong pasti makin cinta dengan Indonesia.


3.Gerbong khusus wanita
gerbong khusus wanita
 
"Karena ada peningkatan penumpang yang cukup pesat maka satu rangkaian kereta khusus wanita itu kami hapus. Kami melihat rangkaian kereta khusus wanita pada jam sibuk sangat penuh, tapi tak sepadat rangkaian reguler," kata Eva Chairunnisa, juru bicara PT KAI Commuter Jabodetabek.
Berita terkait. Kereta khusus wanita diluncurkan Oktober 2012 dalam upaya untuk meminimalkan kasus-kasus pelecehan seksual di moda transportasi ini.
Selain meluncurkan kereta khusus wanita KAI Commuter Jabodetabek juga menyediakan dua gerbong di setiap jalur untuk kaum perempuan, yang diletakkan di gerbong paling depan dan belakang.
Gerbong khusus wanita ini, menurut Eva, tidak akan dihapus. "Jadi kami masih akan menyediakan gerbong ini untuk para penumpang wanita di rangkaian reguler," katanya.
Saat ditanya apakah kasus-kasus pelecehan menurun dengan kereta dan gerbong khusus wanita ini, Eva mengatakan, "Kami tidak ada data. Awalnya memang kami tidak berangkat dari kasus, tapi kami ingin mencegah kasus itu terjadi."


4. Gerbong maut Bondowoso
gerbong maut bondowoso

Setelah mendapat perintah langsung dari Komandan J Van den Dorpe, Kepala Penjara   mengumpulkan semua tahanan yang telah tercatat namanya.  Pada Sabtu, 23 November 1947, jam 04.00 WIB, tahanan yang tercatat dibangunkan secara kasar lalu dikumpulkan di depan penjara. Rincian tahanan adalah sebagai berikut: rakyat desa (20 orang), kelaskaran rakyat dan gerakan bawah tanah(30 Orang),    anggota TRI     (30 orang), dan tahanan rakyat serta polisi (20 orang). Pada jam 05.30
WIB tahanan tiba di Stasiun Kereta Api Bondowoso. Sebanyak 32 orang masuk gerbong pertama yang bernomor GR 5769; 30 oarang ke gerbong kedua yang bernomor GR 4416, sisanya berebutan masuk ke gerbong yang terakhir bernomor GR 10152 karena panjang dan masih baru.
Pada jam 07.00 WIB kereta dari Situbondo datang. maka, saat itu juga gerbong digandeng. Menurut Ru Munawar yang masuk gerbong pertama, setelah gerbong dikunci, keadaan menjdi gelap gulita dan udara tersa panas walaupun masih pagi. Jam 07.30 kereta bergerak menuju Surabaya. tepat di Satsiun Taman, mulai terjadi peristiwa memilukan, Kiai Samsuri 50 Tahun, membanting-bantingkan tubuhnya sambil berteriak kepanasan. Jangankan diisi 30 Orang, 10 orang saja sudah terbayang panasnya. gedoran-gedoran para tahanan sudah tidak digubris bahkan dijawab dengan bentakan pedas; “Biar kalian mapus semua, hai anjing ekstrim!, atau “Di sini tidak ada makanan dan air minum, yang ada cuma peluru”.
Ketika tiba di Stasiun Kalisat, gerbong tahanan harus menunggu kereta dari banyuwangi. Selama dua jam para tahanan berada dalam terik matahari. Akhirnya pada jam 10.30 WIB kereta baru berangkat dari Jember ke Probolinggo. Setelah meningglkan Jember di siang hari, suasana gerbong bagaikan didalam neraka karena atap dan dinding gerbong terbuat dari plat baja.Banyak terjadi peristiwa diluar batas kemanusiaan, misalnya guna mempertahankan hidup dari kehausan sebagian para tahanan terpaksa meminum air kencing tahanan yang lainnya.
Mendekati Stasiun Jatiroto, Allah SWT menebarkan rahmat-NYA. Hujan yang cukup deras dimanfaatkan para tahanan yang masih hidup untuk meneguk tetes demi tetes air dengan menjilat tetesan air yang berasal dari lubang-lubang kecil.Tidak demikian halnya dengan gerbong ketiga GR10152. karena masih baru, para tahanan tidak mendapatkan tetesan air sedikitpun. Ketika sampai di Surabaya, dalam gerbong ketiga (GR10152) tidak ada satupun yang hidup.
Setelah menempuh perjalanan selama 16 jam, Gerbong Maut sampai di Stasiun Wonokromo. Jam menunjukkan pukul 20.00 WIB. Setelah didata, di gerbong I No. GR 5769 sebanyak 5 sakit keras, 27 orang sehat tapi kondisi lemas lunglai, Gerbong II No. GR.4416 sebanyak 8 orang meninggal, 6 orang sehat, dan di Gerbong III No. GR. 10152 seluruh tawanan sebanyak 38 orang meninngal semua.
Para tahanan yang sehat dipaksa menganggkut temannya yang sudah meninngal. Semua jenazah diletakkan secara sejajar. Setelah dievakuasi, lalu diangkut ke truk yang telah disediakan. Jenazah harus diangkut dengan sangat hati-hati sebab kalau tidak maka daging jenazah akan mengelupas akibat kepanasan.


5. Gerbong Presiden Soekarno
gerbong Soekarno

Masuk ke dalam kereta api satu ini seakan terlempar mundur di dalam dimensi waktu. Sebuah papan di dalam gerbong penumpang bertuliskan "1930" kembali menegaskan nuansa yang terbentuk
Inilah kereta bersejarah, saksi bisu perjuangan Bangsa Indonesia di masa-masa kemerdekaan. Kereta yang disebut sebagai Kereta Api Luar Biasa atau KLB Presiden tersebut mengingatkan pada film-film jadul. Kereta api kayu dengan lokomotif uap.
Sesuai sebutannya, kereta ini pernah dinaiki presiden pertama Indonesia yaitu Presiden Soekarno. Anda bisa menemukannya di Museum Transportasi yang berada di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.
Tak sekedar melihat, pengunjung juga bisa masuk ke dalam salah satu rangkaian kereta. Ya, kereta ini terbagi dalam beberapa rangkaian. Salah satunya bisa dimasuki, sementara satu lagi tertutup bagi pengunjung. Kereta didominasi oleh kayu, dengan cat dominan warna hijau di luar dan krem di dalam gerbong.
Kedua kereta tersebut adakan kereta IL 7 dan IL 8 pernah ditumpangi Soekarno saat menjadi Presiden RI bersama Wakil Presiden Mohammad Hatta. Kereta ini menjadi saksi sejarah perjalanan yang ditempuh Soekarno, Hatta, dan beserta menteri kabinet saat harus pindah dari Jakarta ke Yogyakarta.
Mereka naik kereta tersebut melewati jalur selatan Pulau Jawa. Saat itu, di tanggal 3 Januari 1946, Pemerintah Republik Indonesia terpaksa pindah ke Yogyakarta dari sebelumnya Jakarta. Belanda yang datang kembali dengan membonceng tentara sekutu membuat keadaan tak aman.
Diam-diam, di malam hari itu, Soekarno dan keluarga beserta Hatta dan jajaran kabinet pun melakukan perjalanan ke Yogyakarta. Pagi keesokan harinya, mereka pun tiba di Stasiun Tugu Yogyakarta dengan pekikan kemerdekaan.
Berapa usia kereta ini? Menurut data yang tercantum di papan informasi, kereta IL 7 dan IL 8 dibuat tahun 1919 di bengkel kereta Staatspoorwegen yang berada di Belanda. Pada masa kolonial Belanda, kereta ini digunakan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda.


6. Rumah makan dari gerbong
gerbong makan

Bertempat di Jl. Kaliurang KM 9,5. Tepatnya di sisi selatan Kantor Kecamatan Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Ada sebuah rumah makan yang diberi nama Rumah Makan Sepoer. Nah, rumah makannya memang dibuat atau ditampilkan dalam wujud sepur alias kereta api. Jika kita masuk ke rumah makan ini maka imajinasi kita akan masuk ke dunia perkeretapaian. Di situ kita akan mendapatkan ruangan yang dibuat benar-benar mirip gerbong kereta api. Mirip dalam bentuk, ukuran, cat, bahkan juga sampai pada bagian roda-rodanya. Di depan gerbong alias ruang makan itu kita juga akan mendapati lokomotif. Dengan demikian gerbong ruang makan itu seolah-olah memang ditarik oleh sebuah lokomotif.
Imajinasi dunia kereta api kita akan semakin lengkap jika kita melangkah ke ruangan yang lain di sisi ruang makan gerbong. Ruangan yang ukurannya lebih luas ini sangat mirip dengan ruangan sebuah stasiun. Di tempat ini juga ada ruang-ruang yang dibuat mirip dengan ruang-ruang di dalam sebuah stasiun. Ada ruang untuk kepala stasiun, ruang alat-alat, tongkat rambu yang biasa digunakan untuk memberi aba-aba kepada masinis, dan sebagainya. 


7. Kereta Pustaka Indonesia
kereta pustaka

Kereta Pustaka Indonesia adalah kereta khusus yang digunakan sebagai perpustakaan dan museum keliling. Kereta ini merupakan hasil modifikasi dari kereta barang B 80101. Kereta seri B 80101 yang mulai dinas pada tahun 1980 merupakan salah satu sarana angkut barang yang sangat efisien sebagai alat pengangkut yang ramah lingkungan serta daya angkutnya besar. Dahulunya kereta ini merupakan kereta rel diesel (KRD) kemudian dirombak menjadi kereta bagasi. Saat ini kereta tersebut kondisinya masih layak pakai dan siap operasi (SO). Proses pengerjaan kereta yang dilakukan di Balai Yasa Manggarai ini dimulai pada tanggal 22 Juni 2011 dan selesai pada tanggal 18 Juli 2011. Pengerjaan kereta ini dimulai dengan pengerjaan design bergambar 5 Stasiun cagar budaya yang berada di DKI Jakarta yaitu Stasiun Tanjung Priok, Stasiun Jakarta Kota, Stasiun Manggarai, Stasiun Pasar Senen dan Stasiun Jatinegara, serta ditambah dengan beberapa bangunan cagar budaya perkeretaapian, diantaranya Bangunan Cagar Budaya Lawang Sewu, Kantor SCS Tegal, Stasiun Kediri, Stasiun Cilacap dan Stasiun Cirebon. Proses perbaikan dan perencanaan desain yang ramah lingkungan dilakukan dalam memodifikasi kereta ini. Material kereta yang pada dasarnya terbuat dari baja membuat kesan panas dan berat ketika dibayangkan, dengan pemilihan bahan semi permanen serta ringan dalam proses modifikasi akan dapat merubah penilaian sehingga dapat berfungsi baik dengan prinsip ramah lingkungan, teknologi modern, nyaman, fungsional dan menarik. Di dalam kereta ini, pengunjung dapat membaca buku secara lesehan dan juga terdapat foto-foto bersejarah, setiap foto juga dilengkapi sejarah dan informasi mengenai stasiun terkait. Ada pula pemutaran film dan permainan yang bernuansa stasiun kereta api. Pameran tersebut juga didukung oleh beberapa museum di Kota Tua Jakarta yaitu Museum Bank Mandiri, Museum Bank Indonesia, Museum Seni Rupa dan Keramik, dan Museum Bahari. National Geographic Indonesia berpartisipasi pula menyumbangkan beberapa koleksi foto. Kereta ini juga dilengkapi dengan sebuah televisi 32 inch.


source:

Jumat, 24 Mei 2013

10 Pilot yang menjadi pahlawan

Tak semua pesawat yang mengalami kondisi abnormal dalam penerbangan berakhir dengan bencana mematikan. Atas kuasa Tuhan, beberapa pilot berikut ini berhasil mendaratkan pesawat di atas sungai, ladang jagung, hingga mendarat tanpa roda dengan korban jiwa minimal, dunia penerbangan menobatkan mereka sebagai pahlawan dari langit.

1. Abdul Rozaq, pendaratan di sungai Bengawan Solo
abdul rozaq
Menjadi pilot pesawat komersial mungkin lebih berat ketimbang jenis pesawat yang lain. Selain mengemudikan pesawat, sang pilot juga harus bertanggung jawab atas keselamatan seluruh penumpang selama mengudara.
Dalam penerbangan dari Mataram-Yogyakarta pada 16 Februari 2002, tiba-tiba mesin Boeing 737 milik Garuda Indonesia ngadat dan mati akibat cuaca buruk di langit Purwodadi, Jawa Tengah. pesawat berada di ketinggian 23 ribu kaki dengan kecepatan 550 knot.
Sang pilot, Abdul Rozaq, akhirnya memutuskan mendaratkan pesawat yang membawa 101 penumpang itu di sungai Bengawan Solo, Klaten. "Kopilot sempat menyarankan mendarat di area persawahan, tapi saya tahu banyak galengan tentu amat beresiko," kata pilot kelahiran Kudus, 29 Maret 1957, itu dalam buku Miracle of Flight yang dirilis tahun 2009. Kecuali seorang pramugari yang duduk di bagian ekor pesawat, para penumpang dan kru lainnya selamat.


2. Anwar Haryanto, mendarat tanpa roda depan
anwar haryanto
Sebelum Tadeusz Wrona mendaratkan Boeing 767 di Bandara Warsawa, Polandia, tanpa roda pada 1 November 2011, Kapten Anwar Haryanto melakukan hal serupa. Tepatnya, pilot Lion Air itu mendaratkan pesawat MD-90 di Bandara Hang Nadim, Batam, pada 23 Februari 2009 tanpa roda depan.
Pesawat dengan nomor penerbangan JT-972 yang berangkat dari Medan itu sempat berputar-pitar di udara selama satu setengah jam. Pilot kelahiran Pati, 8 Juni 1960, itu akhirnya memutuskan tetap mendarat setelah upayanya mengeluarkan roda depan gagal. Petugas pemadam kebakaran sudah siaga di bandara. Pendaratan tanpa nose gear, sedangkan main gear tetap berfungsi. Pendaratan bergeser ke posisi kiri runway, terjadi percikan api saat pendaratan.
Begitu mendarat, petugas pemadam langsung menyemprotkan air guna mencegah kebakaran. Bandara langsung ditutup karena runway tidak dapat digunakan. Para penumpang langsung dievakuasi ke terminal penumpang.
Pihak Lion Air menyediakan tempat penginapan bagi penumpang yang hendak meneruskan perjalanan. Sedangkan penumpang Batam diantar ke rumah masing-masing.
Pihak bandara dan Lion Air langsung mengontak KNKT untuk meminta izin memindahkan pesawat agar bandara bisa digunakan. Namun sampai berita diturunkan, pemindahan belum bisa dilakukan karena membutuhkan alat berupa crane dan belt. Pemindahan pesawat tanpa mengeluarkan bahan bakar (fuel draining).


3. Chesley “Sully” Sullenberger
Chesley “Sully” Sullenberger
Pertanyaan lain yang tersisa dari insiden jatuhnya pesawat di Sungai Hudson yang “ajaibnya” tak meninggalkan korban jiwa, siapakah sang pilot terampil dan “berkepala dingin” itu? Sang pilot yang menyelamatkan 155 penumpang (termasuk kru) itu kini menjadi “pahlawan dadakan” di AS, yang mengundang pujian dari wali kota dan gubernur serta langsung memunculkan situs penggemar (fan club online).
Akibat menabrak sekumpulan burung, kedua mesin pesawat US Airways 1549 yang baru lepas landas dari Bandara LaGuardia kehilangan tenaga. Chesley Sullenberger, yang menerbangkan pesawat tujuan Charlotte, North Carolina, itu akhirnya mendaratkannya di Sungai Hudson yang dingin pada 15 Januari 1989.
Berkat aksi heroiknya itu, 155 penumpang selamat. “Waktu itu kami akan berlibur ke New York,” ujar Karin Rooney dalam sebuah acara televisi empat tahun setelah kejadian. “Ketika musibah itu terjadi, saya amat mengagumi sang pilot. Andai kami bisa seperti dia.”


4. Dennis Edward Fitch
Dennis Edward Fitch
Pada 19 Juli 1989, sebuah pesawat DC-10 milik United Airlines dari Denver menuju Chicago terpaksa mendarat di sebuah ladang jagung di Sioux City, Iowa. Pesawat yang membawa sekitar 300 penumpang itu kehilangan kendali setelah mesin di bagian ekor meledak dan melumpuhkan sistem hidrolik.
Secara teoretis, pesawat yang dikendalikan Kapten Al Haynes di atas ketinggian 37 ribu kaki itu tak mungkin selamat. Tapi Dennis Fitch, pilot yang kebetulan menjadi salah satu penumpang, tak mau menyerah kepada keadaan. Dia memandu Haynes dan para kru tetap tegar mengendalikan pesawat.
“Mengetahui 112 orang tidak berhasil keluar dengan selamat benar-benar membuat hatiku hancur,” kata Fitch beberapa hari setelah kejadian. Sebaliknya, pramugari Susan Callandar menyebut Fitch sebagai pahlawan, yang berperan penting dalam menyelamatkan sebagian besar penumpang.
Fitch, yang lahir pada 19 Desember 1942 di Pittsburgh, meninggal pada 7 Mei 2012 akibat kanker otak.


5. Tadeusz Wrona, mendarat tanpa roda
Tadeusz Wrona
Ia mendaratkan Boeing 767 dari Newark, New Jersey, Amerika Serikat, di landasan Bandara Warsawa, Polandia, tanpa roda pada 1 November 2011. Api sempat berkobar akibat gesekan bodi pesawat, asap pun mengepul pekat. Tapi, nyatanya, semua berjalan mulus. Sebanyak 220 penumpang dan 11 kru di dalamnya selamat. “Ketika pesawat berhenti di ujung landasan, saya belum yakin dengan kondisi para penumpang mengingat asap yang mengepul dan api yang berkobar,” kata Wrona, yang telah menerbangkan pesawat jenis ini sekitar 500 kali dan selalu mendarat dengan mulus.
“Saya pikir pesawat mendarat mulus dengan roda, tapi dari jendela saya melihat asap dan percikan api,” ujar seorang penumpang kepada CNN.
Presiden Direktur LOT Polish Airlines Bronislaw Kwasniewski menyebut Wrona sebagai pahlawan. “Kami cuma berusaha tidak melakukan kesalahan dan pesawat menyentuh landasan terlalu keras,” ujar Wrona seperti ditulis DailyMail pada 2 November 2011.


6. Eric Moody, Insiden Gunung Galungung 1982
Eric moody
Larangan terbang di sejumlah negara Eropa akibat pergerakan gumpalan asap abu dari ledakan gunung di Islandia dalam beberapa hari terakhir membawa Eric Moody kepada kenangan lama saat masih aktif menjadi pilot. Pasalnya, dia pernah mengalami bahayanya terbang di langit yang penuh abu.
Itulah sebabnya Moody mendukung larangan terbang saat abu masih menyelimuti langit. Selain mengganggu pandangan pilot, abu dari letusan gunung itu bisa membuat mesin pesawat mati mendadak di tengah penerbangan. 
Kepada stasiun televisi CNN, Moody teringat saat menerbangkan pesawat British Airways dari Inggris menuju Australia pada 24 Juni 1982. Moody tidak mengetahui bahwa pada saat itu terjadi letusan Gunung Galunggung ketika pesawat British Airways, dengan nomor penerbangan 9, berada di langit Jawa Barat, Indonesia.
Peristiwa yang tak mengenakkan pun terjadi saat pesawat Boeing 747-200 yang membawa 263 penumpang itu terbang di tengah kepulan asap abu dari letusan gunung. "Empat mesin pesawat semuanya mati," kata Moody, seperti yang dikutip laman CNN, Jumat 16 April 2010. Ketika itu pesawat berada di ketinggian 36.000 kaki (11.000 meter).
Bersama asistennya, Moody sepakat untuk melakukan pendaratan darurat di kota terdekat, yaitu Jakarta. Namun, masalah lain muncul. "Kami saat itu tidak bisa melihat pemandangan di luar lewat kaca depan dan sebagian dari panel elektronik untuk membantu pendaratan darurat tidak jalan," kata Moody melanjutkan.
Sebagai kapten pesawat, Moody pun berupaya tenang kendati semua mesin mati dan sebagian perangkat elektronik tidak berfungsi. Lewat pengeras suara, dia pun meminta semua penumpang bersiap mengalami pendaratan darurat.
"Selamat malam bapak-bapak dan ibu-ibu, di sini Kapten Eric Moody yang berbicara. Kita mengalami sedikit masalah karena empat mesin semuanya tidak berfungsi. Kita sedang berupaya keras untuk mengaktifkan mereka kembali. Saya harap Anda semua tidak terlalu resah," demikian pengumuman Moody yang legendaris itu.
Menurut serial film dokumenter, Air Emergency: Air Crash Investigation, banyak penumpang saat itu sudah menulis pesan terakhir kepada kerabat. Mereka merasa pengumuman pilot itu pertanda pesawat bakal jatuh.
"Bu, kita lagi ada masalah. Pesawat mau jatuh. Akan berbuat yang terbaik untuk anak-anak. Kami cinta kalian. Maafkan aku, Pak," tulis seorang penumpang, Charles Capewell, dalam pesan untuk orang tuanya yang dia tulis di dompetnya.
Kekhawatiran para penumpang akhirnya tidak terwujud. Di ketinggian 13.000 kaki, tiga mesin pesawat kembali berfungsi. Moody dan asistennya berhasil melakukan pendaratan darurat di Jakarta.
"Saya tidak tahu seberapa tebal abu itu. Tapi yang jelas saya tidak mau berada di dekat hujan abu lagi," kata Moody kepada CNN mengenai hujan abu kiriman gunung dari Islandia, yang meletus Rabu 14 April 2010 .
Bisa jadi pengalaman yang dialami Moody menjadi pelajaran berharga bagi otoritas penerbangan untuk tidak memaksakan diri menerbangkan pesawat di tengah hujan abu.


7. Hooshang Shahbazi, mendarat tanpa roda depan
Hooshang Shahbazi
Menteri Transportasi dan Perumahan Republik Islam Iran, Ali Nikzad, menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada seorang pilot senior Iran, Houshang Shahbazi, yang berhasil melakukan pendaratan dengan pesawat yang mengalami gangguan teknis. Demikian dilaporkan Press TV (6/11).
Nikzad mengatakan, "Kapten Shahbazi beserta krunya berhasil mendaratkan pesawat dengan selamat berkat keyakinan mereka kepada Allah Swt dan ketangkasan yang luar biasa."
"Tidak ada yang cedera dan ini menunjukkan kepiawaian serta kemampuan pilot-pilot kami," tegas Nikzad seraya mengatakan bahwa lebih dari 100 penumpang asal Iran dan Rusia berada di dalam pesawat yang dikendalikan oleh Shahbazi.
Seorang pilot Iran Air menyatakan bahwa masalah teknis itu diakibatkan oleh sebuah plastik yang tersangkut yang mengakibatkan roda depan pesawat tidak dapat dikeluarkan bahkan secara manual.
Di bagian lain pernyataannya, Nikzad menyinggung kejahatan musuh-musuh Republik Islam Iran yang menjatuhkan sanksi terhadap IranAir karena isu politik dan militer.
Pesawat Boeing 727 milik IranAir, beserta 94 penumpang dan 19 kru, selamat mendarat tanpa roda depan di Bandara Mehrabad Tehran pada 18 Oktober lalu. Pesawat tersebut terbang dari Moskow menuju Bandara Internasional Imam Khomeini, Tehran. Namun akibat kendala teknis itu, pendaratan dilakukan di Bandaran Mehrabad.


8. John Coward 
John Coward
Pilot Inggris yang melakukan pendaratan darurat ke bandara Heathrow, London telah dipuji sebagai pahlawan. Penerbangan 038 British Airways terpaksa melakukan pendaratan darurat setelah mengalami bencana kegagalan mesin.
Kecelakaan pesawat yang hanya dalam beberapa detik menjadi bencana besar di jalan raya, tapi berkat pemikiran cepat co-pilot John Coward, semua 152 penumpang dan awak mendarat dengan selamat.
Pada British Airways yang disponsori konferensi pers Kapten Paul Burkill menjelaskan bahwa itu sebenarnya First Officer Coward "yang merupakan percontohan penanganan pada pendekatan akhir, dan melakukan pekerjaan yang paling luar biasa."
"Sebagai Kapten pesawat Saya bangga untuk mengatakan bahwa setiap anggota tim saya memainkan bagian mereka ahli kemarin, menampilkan standar tertinggi keahlian dan profesionalisme," kata Burkill. "Terbang adalah tentang kerja sama tim, dan kami memiliki tim yang luar biasa di papan kemarin."


9. David Cronin
David Cronin
Boeing 747-122 ini dalam perjalanan dari San Francisco ke Sydney baru saja meninggalkan persinggahan kedua di Honolulu Hawaii, ketika mengalami kegagalan pintu kargo. Ini menyebabkan dekompresi yang meniup beberapa baris kursi dan menewaskan 9 penumpang. Kapten David Cronin itu tetap mampu melakukan pendaratan darurat kembali di Honolulu dan sisanya 328 penumpang dan 18 awak dievakuasi dalam waktu 45 detik.


10. Bob Freeberg, pilot Amerika pahlawan Indonesia
Bob Freeberg
Robert Earl Freeberg, adalah salah satu orang yang berjasa di awal kemerdekaan Indonesia. Pilot bayaran berkebangsaan Amerika Serikat ini gagah berani terbang menembus blokade udara Belanda. Bob belasan kali menjalankan operasi 'black flight' atau penerbangan gelap menyelundupkan candu dan berbagai hasil alam Indonesia untuk ditukar senjata atau uang di luar negeri. Hasil penyelundupan itu digunakan pemerintah Soekarno untuk membiayai negara di masa sulit awal kemerdekaan.
Di mata Presiden Soekarno, Bob adalah orang yang idealis. Dia ditakdirkan datang untuk membantu perjuangan rakyat Indonesia.
"Seorang pemuda pada suatu hari muncul entah darimana dan memperkenalkan dirinya. Namaku Bob Freeberg. Aku orang Amerika. Aku seorang pilot dan menaruh simpati pada perjuangan anda. Bantuan apa yang dapat kuberikan?" demikian Soekarno dalam biografi yang ditulis Cindy Adams.
Bob adalah mantan penerbang tempur Angkatan Laut Amerika Serikat saat perang dunia ke II. Setelah perang berakhir, pria asal Kansas ini menjadi pilot carter CALI (Commercial Air Lines Incorporated) Filipina. Dia bertemu Opsir Udara III Petit Muharto Kartodirdjo di Singapura dan segera menyatakan kesediaannya untuk melakukan penerbangan untuk membantu Indonesia.
Bob kemudian menabung dan membeli sebuah pesawat angkut DC-3 Dakota. Dia memberi nama pesawat itu RI-002. Kenapa bukan RI-001? Bob berpendapat nama RI-001 selayaknya diberikan untuk nama kehormatan pesawat pertama yang dimiliki Indonesia. Ketika Bob disewa, Indonesia tak punya satu pun pesawat angkut.
Bob membantu menyelundupkan emas, candu, perak, kina dan karet dari Indonesia ke luar negeri. Lalu dia membawa senjata, pakaian dan obat-obatan dari luar negeri ke Indonesia. Kisah petualangan Bob seru seperti di film action saja.
Bob juga banyak membantu TNI untuk melakukan operasi militer. Dialah pilot operasi penerjunan pertama yang dilakukan Angkatan Udara Republik Indonesia. Pada 17 Oktober 1947, Bob menerbangkan RI-002 dari Bandara Maguwo ke Kotawaringin, Kalimantan Tengah. TNI menerjunkan 12 prajurit AURI untuk menembus blokade Belanda dan mengobarkan perlawanan di sana.
Bob pula yang mengantar Soekarno berkeliling Sumatera guna meminta sumbangan rakyat untuk membantu perjuangan RI. Rakyat Aceh kemudian menyumbang 20 Kg emas yang kemudian dibelikan pesawat Dakota dengan nama seulawah atau gunung emas. Pesawat ini yang kemudian diberi nomor registrasi RI-001.
Bob memang seorang pilot bayaran. Tapi dia terlibat secara emosional dalam perjuangan bangsa Indonesia. Bob tak bisa menerima perlakuan sewenang-wenang Belanda terhadap rakyat Indonesia. Dalam surat-surat yang dikirimkan ke keluarganya di AS, Bob selalu menggambarkan penghormatannya untuk rakyat Indonesia.
"Sangat menakjubkan melihat rakyat Indonesia memperjuangkan kemerdekaan mereka," kata Bob seperti dikutip dari smithsonianmag.com.
Sayangnya nasib Bob berakhir tragis. Pesawatnya jatuh saat mengirim emas 20 kilogram ke Palembang. Tanggal 29 September 1948, pesawat Dakota milik Bob jatuh di belantara hutan. Diduga pesawat itu ditembak jatuh pesawat pemburu Belanda.
"Dia mengalami kecelakaan saat aku mengirimnya ke Palembang untuk membawa uang untuk membantu gerilya di Sumatera. Tak pernah aku akan melupakan kawanku orang Amerika, Bob Freeberg," kata Soekarno.


Bonus
Kecelakaan Lion Air di laut
Kecelakaan pesawat Lion Air jatuh ke laut
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, memuji pilot maskapai Lion Air yang mendaratkan pesawatnya di laut. Menurut Dahlan, langkah tersebut paling tepat karena mempunyai resiko yang sangat kecil.
Meski begitu, Dahlan masih penasaran kenapa kejadian tersebut bisa terjadi. "Saya memuji pilotnya yang telah berhasil mengambil langkah minimalis resikonya. Keputusan mendaratkan di laut keputusan yang sangat baik," ucap Dahlan ketika ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Minggu (14/4).
Dahlan menyatakan seorang pilot yang sudah dipercayakan menerbangkan pesawat pasti sudah memiliki kompetensi menghadapi keadaan terburuk sekalipun. Maka dari itu tiap saat dalam menaiki burung besi ini dirinya memercayakan hidupnya pada pilot.
Mantan dirut PLN ini juga percaya sebuah pesawat didesain sedemikian rupa untuk meminimalisir potensi kecelakaan. Maka dari itu dirinya meminta masyarakat untuk tetap percaya dan tidak perlu khawatir.
"Pilot itu sangat pintar sekali. Saya sudah percaya penuh dengan pilot. Saya cuaca seperti apapun berani terbang sepanjang pilot berani saya berani. Hitungan saya pesawat kalau sudah di atas tidak akan jatuh, dan itu sudah di design sedemikian rupa," jelasnya.
Sebelumnya, pesawat Lion Air dengan kode penerbangan JT 960 berangkat dari Bandung pukul 12.000 WIB. Dijadwalkan mendarat di Bali pukul 14.45 WITA. Namun, pesawat jenis Boeing 737-800 ini tercebur ke laut setelah gagal landing di Bandara Ngurah Rai sekitar pukul 15.00 WIB.

10 pilot yang menjadi pahlawan
sources:
http://www.merdeka.com/
http://article.wn.com/
http://menara-informasi.blogspot.com/
http://m.bola.viva.co.id/
http://www.zimbio.com/
http://www.pikiran-rakyat.com/
http://edisi.harian.detik.com/
http://www.merdeka.com/
http://www.skyscrapercity.com/
bilamana terdapat kesalahan, mohon diralat, terima kasih

Kamis, 16 Mei 2013

10 Sejarah kereta api Indonesia yang terlupakan

1. Terowongan Wihelmina (Terowongan kereta api terpanjang)
terowongan wihelmina
Terowongan Wilhelmina merupakan terowongan kereta api terpanjang di Indonesia. Terowongan ini memiliki panjang 1116 meter dan dibangun untuk mendukung jalur kereta api rute Banjar - Pangandaran - Cijulang (82 km). Terowongan ini berada di perbatasan antara Desa Bagolo dan Desa Emplak, Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat.
Terowongan Wilhelmina dibangun oleh perusahaan kereta api SS (Staats Spoorwegen) dan dibangun pada tahun 1914 serta mulai digunakan pada 1 Januari 1921. Namun terowongan ini kemudian menjadi non aktif seiring ditutupnya jalur kereta api rute Banjar - Cijulang (82 km) pada 3 Pebruari 1981 karena mahalnya biaya operasional dan sedikitnya pemasukan dari para penumpang kereta api.
Nama terowongan diambil dari nama ratu dari Kerajaan Belanda yang memiliki nama lengkap Wilhelmina Helena Pauline Maria. Wilhelmina menjadi Ratu Kerajaan Belanda dari tahun 1890 hingga 1948. Oleh masyarakat setempat, terowongan Wilhelmina sering disebut dengan terowongan Sumber.
Pada pertengahan tahun 1990, PT Kereta Api (Persero) pernah berupaya untuk menghidupkan kembali rute Banjar - Cijulang. Selain sebagai alternatif transportasi masyarakat, juga untuk mengembangkan pariwisata di Ciamis Selatan. Saat itu ada pertimbangan bahwa perjalanan kereta api rute Banjar - Cijulang dapat dijual sebagai sebuah paket wisata.
Saat ini kondisi terowongan Wilhelmina sungguh memprihatinkan, dengan rel yang hilang dan muka terowongan yang tidak terurus, dirambati akar-akar tanaman semak belukar, semakin menghilangkan pamor dari sejarah maupun aset wisata dari terowongan terpanjang di Indonesia ini.


2. Gerbong Tua di Magelang
gerbong tua
Kedatangan benda bersejarah di Monumen Kereta Api berupa satu buah gerbong kereta berusia 107 tahun yang berada di Sub Terminal Kebonpolo Kota Magelang sejak 1986, diangkut ke museum Kereta Api di Ambarawa, Rabu (9/11) sore sekitar pukul 16.30 WIB menggunakan truk trailer, dan tiba di Museum Kereta Api Ambarawa pada Kamis (10/11) pukul 05.00.
Kereta api ini dipindah ke Ambarawa karena selama berada di Magelang tidak memperoleh pemeliharaan yang berarti. Hal itu membuat  kondisi gerbong kereta api memprihatinkan. Di bagian bawah kerusakan mencapai 30 persen, banyak yang berkarat dan komponen lepas. Sedangkan dibagian atas, kayu gerbong sudah keropos.
Gerbong kereta tua ini, dulunya digunakan untuk mengangkut penumpang jurusan Magelang-Yoyakarta.
Pemindahan gerbong kereta api ke museum Ambarawa ini didukung penuh oleh komunitas pecinta kereta api. Antara lain dari PJL 99 Solo, IRPS Jogjakarta, dan komunitas Kota Toea Magelang.


3. Jembatan Cikacepit (Jembatan kereta api terpanjang)
jembatan cikacepit
Kereta api sebagai sarana transportasi massal tertua di Indonesia tak lepas dari sejarah kolonial. Namun seiring perkembangan jaman dan kalah dalam persaingan, banyak jalur kereta rusak dan tak terpakai. Salah satunya adalah sisa-sisa jalur kereta api Banjar - Cijulang, Jawa Barat.
Sebagai penumpang kereta api, Anda mungkin pernah melintasi stasiun Banjar yang dibangun tahun 1888 di jalur kereta api lintas Selatan. Namun tahukah anda bila di Stasiun Banjar terdapat juga jalur kereta percabangan menuju Cijulang, Ciamis? Berdiri di jantung kota Banjar, stasiun ini menajdi pusat percabangan ke Cijulang untuk lintas Bandung - Yogyakarta
Jalur kereta api Banjar - Pangandaran - Cijulang atau Banci, dibangun tahun 1911. Karena alamnya berbukit-bukit, di jalur ini Anda bisa menjumpai terowongan terpanjang dan terpendek di Indonesia.
Terowongan terpendek dinamakan Pangeran Hendrik, panjangnya hanya 128 meter. Warga sekitar menyebutnya terowongan Warung Bungur karena ada di Dusun Warung Bungur. Nama Hendrik diambil dari bangsawan Belanda, Duke Heinrich Wladimir Albrecht Eernst, suami Ratu Wihelmina.
Tak jauh dari terowongan Hendrik, terbentang jembatan Cikacepit sepanjang 190 meter. Jembatan ini dibuat dari rangka baja, dengan lebar tak lebih dari 1,7 meter hanya menyisakan rangka. Besi rel hilang entah ke mana, dijarah orang tak bertanggung jawab.
Sedangkan yang terpanjang namanya terowongan Ratu Wilhelmina. Dengan panjang lebih dari 1 kilometer, hanya cahaya kecil yang terlihat diujungnya. Nama terowongan ini diambil dari nama Ratu Belanda Wihelmina Helena Pauline Maria, yang berkuasa tahun 1890 hingga 1948. Terowongan ini katanya menjadi yang terpanjang di Indonesia, 1208 meter.
Dengan jarak kurang 300 meter dari terowongan Ratu Wilhelmina, terpanjang terdapat terowongan bengkok bernama Juliana. Disebut bengkok karena terowongan ini melengkung, sehingga ujung terowongan sepanjang 147 meter ini tak terlihat.
Namun sarana penunjang kereta api ini sudah tak lagi berfungsi. Terus merugi karena kalah persaingan menjadikan jalur ini sudah sejak lama ditutup dan terlupakan. Tragisnya lagi sisa-sisa peninggalan kereta api hilang dicuri tangan-tangan tak bertanggungjawab.


4. Jembatan Cincin
jembatan cincin
Bagi sebagian orang, kawasan pendidikan Jatinangor, kabupaten Sumedang mungkin hanya terkenal dengan beberapa perguruan tingginya. Namun, apabila kita bertanya kepada orang-orang Bandung yang sudah berumur, maka yang terlintas di benak mereka adalah perkebunan karet dan teh. Memang, Jatinangor yang kita kenal dulunya adalah daerah perkebunan yang luas. Jauh sebelum perguruan tinggi seperti Ikopin, Unwim ataupun Unpad berdiri, daerah ini adalah salah satu penghasil karet dan teh yang cukup besar untuk Belanda.
Jatinangor adalah kawasan yang bisa dibilang banyak memiliki situs bersejarah. Jembatan Cincin salah satunya. Jembatan ini pada awalnya dibangun oleh Staat Spoorwagen Verenidge Spoorwegbedrijf, sebuah perusahaan kereta api milik Belanda pada tahun 1918. Pada saat itu, jembatan ini berfungsi sebagai salah satu jalur kereta api yang menghubungkan daerah Rancaekek dan Tanjungsari. Pada masa itu, kereta ini menjadi penunjang lancarnya perkebunan karet di Jawa Barat.
“Jembatan Cincin mulai dibangun sejak tahun 1918, hingga 1942 sudah tidak ada lagi kereta yang lewat,” ujar Mulyana, salah satu “tetua” yang sudah hampir sembilan puluh tahun tinggal di dekat jembatan cincin. Yang menjadi catatan penting ialah, tanah di Jembatan ini bukanlah milik Belanda, melainkan diklaim secara paksa karena pada saat itu, Indonesia masih daerah jajahan Belanda. Warga setempat pada waktu itu tidak bisa berbuat banyak karena takut akan dibunuh. Ia juga menambahkan, akhirnya, pembangunan Jembatan Cincin diperbolehkan oleh warga sekitar, dengan syarat, tidak mengganggu komplek pemakaman yang ada di bawahnya. Setelah mencapai kesepakatan, Jembatan Cincin pun dibangun.
Sesudah dibangun, rel kereta api ini menjadi jalan penghubung bagi Belanda untuk mengantarkan hasil perkebunan dari daerah Jatinangor ke Bandung, jembatan ini juga lah yang menjadi akses jalan terbaik dari daerah Tanjungsari ke Rancaekek. Pada awalnya memang kereta hanya digunakan untuk hasil perkebunan, namun, menurut Mulyana, kereta ini akhirnya digunakan juga sebagai transportasi bagi kedua warga negara.
Saat bangsa Jepang datang dan mulai menduduki Indonesia pada 1942, Jembatan Cincin pun diambil alih. Tiang dan besi tua yang menjadi rel di jembatan ini dibongkar dan dibawa paksa oleh orang Jepang. “Mungkin karena menurut Jepang sudah tidak terpakai lagi, maka seluruh besi yang ada di ambil sama mereka,” tambah Mulyana. Semenjak itulah, kegiatan “per-kereta api-an” di Jembatan Cincin terhenti.



5. Stasiun Tambaksari, Stasiun kereta api pertama di Indonesia
stasiun semarang
sekelompok peneliti dari Pusat Arkeologi Nasional (Pusarnas), dibantu peneliti lintas ilmu dan lintas kota yang mencari keberadaan stasiun tertua tersebut.
“Ini bekas stasiun lama Samarang NIS,” kata Tjahjono Rahardjo, penggila kereta dari Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) yang juga dosen di Unika Soegijapranata Semarang. NIS merupakan singkatan dari Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij, sebuah perusahaan swasta yang pertama kali membangun jaringan kereta api di Semarang pada masa pemerintahan kolonial Belanda.
Stasiun Samarang NIS merupakan stasiun tertua di Semarang, juga tertua di Indonesia. Stasiun itu mulai dibangun tanggal 16 Juni 1864, ditandai dengan pencangkulan pertama oleh Gubernur Jendral Baron Sloet van de Beele. Pembangunan jalur itu melalui besluit nomor 1 tahun 1862, sementara pembebasan tanahnya berdasarkan staatsblad nomor 135 tahun 1865 yang diperbarui lagi dengan staatsblad nomor 132 tahun 1866. Peluncuran kereta dilakukan tanggal 10 Agustus 1867, merentang sepanjang 25 kilometer dari Semarang ke Tanggung melalui Halte Alastua dan Brumbung.
Menurut sumber lain, stasiun tertua di Semarang bernama Tambaksari. Identifikasinya mirip Stasiun Semarang NIS, misalnya terletak sekitar satu kilometer dari Kota Lama dan tidak jauh dari pelabuhan.
Bahkan ada sumber yang menyebutkan bahwa stasiun pertama di Semarang bernama Kemijen. Stasiun itu terletak di dekat persilangan jalur rel milik NIS dan SJS (Samarang Joana Stoomtram Maatschappij). Oleh sementara orang Stasiun Kemijen sering kali disamakan dengan Stasiun Samarang Gudang, yang sampai sekarang masih terlihat sisa-sisanya meskipun sudah dikepung air.
Yang menjadi pertanyaan, di mana sebenarnya lokasi yang tepat dari stasiun tertua itu? Apakah benar bernama Samarang NIS, Tambaksari, ataukah Kemijen? Sayang saat ini sisa-sisa bangunan stasiun sulit dilacak. Kendati demikian, jejak bangunan stasiun masih terekam di peta Semarang tahun 1866. Stasiun pertama itu disebutkan dengan nama berbeda. Uniknya, Stasiun Tambaksari, Stasiun Kemijen, dan Stasiun Samarang NIS itu sama-sama terletak di wilayah yang dulunya disebut Tambaksari, sekarang Kelurahan Kemijen.


6. Monumen Kecelakaan kereta api Padang Panjang
monumen
Sebuah tugu atau prasasti yang tidak terawat, ditemukan di kawasan Kelurahan Balai-Balai Padang Panjang Barat. Tugu berdiameter lebih kurang 2 x 2,5 meter itu, bertuliskan ejaan lama dan tahun aneh. Yakni "Tugu Peringatan Orang-orang Jang Meninggal Ketika Ketjelakaan Kereta Api Tanggal 25-12-2604 dan 23-3-2605", pada dinding bagian bawahnya yang diduga merupakan penanggalan jepang yang berarti 25 desember 1944 dan 23 maret 1945.
Tugu itu merupakan nisan bersama korban kecelakaan kereta api Padang Panjang pada masa penjajahan yang mana menurut kabar bahwa para korban yang dimakamkan di bawah tugu itu tidak dalam keadaan utuh.
"Menurut cerita orang-orang tua, ini merupakan pemakaman potongan-potongan tubuh korban kecelakaan ke­reta api pada masa penjajahan B­e­lan­da, akibat jembatan yang diputuskan. Karena begitu banyaknya korban, sehingga tidak ada tempat untuk pemakaman," cerita Masril.
Pemilik lahan Masril mengatakan sejumlah ahliwaris saat mengunjungi pemakaman sekitar merasa takut me­lihat tugu tersebut. Ada yang me­nga­takan tugu itu panas dan sebagainya. Ke­saksiannya sering dihinggapi bu­rung hantu.
Proses pemakaman korban, dice­ri­takannya juga terjadi dua kali, sesuai catatan tanggal yang tertera di dinding tugu itu. Usai pemakaman pertama sedalam 5 meter, belum ditembok. Kemudian berjarak sekitar 3 bulan, kem­bali terjadi kecelakaan dan dima­kam­kan di lobang yang sama.


7. Jalur kereta Pangandaran
pangandaran
Kereta api sebagai sarana transportasi massal tertua di Indonesia tak lepas dari sejarah kolonial. Namun seiring perkembangan jaman dan kalah dalam persaingan, banyak jalur kereta rusak dan tak terpakai. Salah satunya adalah sisa-sisa jalur kereta api Banjar - Cijulang, Jawa Barat.
Sebagai penumpang kereta api, Anda mungkin pernah melintasi stasiun Banjar yang dibangun tahun 1888 di jalur kereta api lintas Selatan. Namun tahukah anda bila di Stasiun Banjar terdapat juga jalur kereta percabangan menuju Cijulang, Ciamis? Berdiri di jantung kota Banjar, stasiun ini menajdi pusat percabangan ke Cijulang untuk lintas Bandung - Yogyakarta.
pangandaran
ilustrasi
Jalur kereta api Banjar - Pangandaran - Cijulang atau Banci, dibangun tahun 1911. Karena alamnya berbukit-bukit, di jalur ini Anda bisa menjumpai terowongan terpanjang dan terpendek di Indonesia.
Terowongan terpendek dinamakan Pangeran Hendrik, panjangnya hanya 128 meter. Warga sekitar menyebutnya terowongan Warung Bungur karena ada di Dusun Warung Bungur. Nama Hendrik diambil dari bangsawan Belanda, Duke Heinrich Wladimir Albrecht Eernst, suami Ratu Wihelmina.
Tak jauh dari terowongan Hendrik, terbentang jembatan Cikacepit sepanjang 190 meter. Jembatan ini dibuat dari rangka baja, dengan lebar tak lebih dari 1,7 meter hanya menyisakan rangka. Besi rel hilang entah ke mana, dijarah orang tak bertanggung jawab.


8. Hari Kereta Api Indonesia
hari kereta api Indonesia
Tidak banyak yang mengetahui bahwa tanggal 28 September merupakan hari Kereta Api Indonesia, padahal tidak sedikit orang yang pernah menggunakan alat transportasi yang satu ini.
Munculnya kereta api Indonesia diawali dengan adanya pembangunan jalur kereta api pada tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. Ludolph Anne Jan Wilt Sloet van de Beele di desa Kemijen, Semarang. Pembangunan kereta api tersebut diprakarsai oleh “Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij” atau NV.NISM dan dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju ke desa Tanggung. Rel tersebut dibangun sepanjang 26 km dan lebar kereta api 1435 mm dan berhasil sehingga pembangunan dilanjutkan kembali dengan menghubungkan kota Semarang dan Surakarta sepanjang 110 km. Atas keberhasilan itu, para investor pun juga ikut-ikutan untuk membangun jalur kereta api di berbagai daerah. Mulai tahun 1864 hingga tahun 1900 adalah tahun-tahun di mana jumlah rel kereta api yang dibangun meningkat pesat.
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, beberapa karyawan KA yang tergabung dalam AMKA atau Angkatan Moeda Kereta Api mulai mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Para anggota AMKA menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945, kekuasaan perkeretaapian telah berada di tangan bangsa Indonesia. Hal inilah yang menjadi dasar untuk ditetapkannya tanggal 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api Indonesia, serta dibentuknya DKARI atau Djawatan Kereta Api Republik Indonesia.
Ternyata Hari Kereta Api Indonesia tidak bisa kita anggap sepele karena pada waktu itu beberapa anggota pejuang kita juga ikut memperebutkan kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Untuk itu, kita patut memperingatinya demi menghargai perjuangan mereka yang sampai sekarang dapat kita nikmati. Apa yang terjadi jika para pejuang tidak ikut memperebutkan kekuasaan perkeretaapian dari Jepang? Mungkin sampai sekarang kita masih tidak tahu apa yang namanya kereta api.


9. Jalur Kereta Api Muaro-Pekanbaru (Jejak Romusha)
jalur maut
Jalur Kereta Api Muaro-Pekanbaru adalah apa yang dinamakan "jalan kereta api maut" yang dibangun di Indonesia di masa Perang Dunia Kedua atas perintah tentara pendudukan Jepang.
Jalur kereta api dari Muaro ke Pekanbaru di provinsi Riau dibangun pekerja paksa antara bulan September 1943 dan Agustus 1945 dalam keadaan yang mengerikan. Secara keseluruhan hampir 50 000 orang, terdiri dari romusha dan tawanan perang Belanda, bekerja, 26 000 darinya meninggal. Jalur kereta api tersebut hanya sempat digunakan satu kali.
Buku yang paling detil mengungkap tentang tragedi ini adalah karangan Henk Hovinga yang berjudul  Eindstation Pekan Baru 1944-1945-Dodenspoorweg door het Oerwoud terbitan KITLV Leiden. Di dalam bukunya Hovinga menulis bahwa para pekerja itu telah dipaksa bekerja “dalam suatu neraka hijau, penuh ular, lintah darat dan harimau., lebih buruk lagi miliaran nyamuk malaria, di bawah pengawasan kejam orang-orang Jepang dan pembantu mereka orang Korea”.
Ditambah lagi dengan cara orang Jepang yang menghindari pembuatan terowongan sebagaimana rancangan aslinya dengan cara mendinamit perbukitan. Seringkali tanpa pemberitahuan, sehingga pekerja yang bekerja dibawahnya ikut tertimbun. Rombongan berikutnya bertugas membersihkan reruntuhan hasil dinamit, sekaligus mengumpulkan mayat teman-temannya.
Semuanya dikerjakan dengan otot. Tidak ada peralatan yang memadai. Mulai dari menebang pohon, memotong tebing sampai memasang rel dan membuat jembatan semua dikerjakan dengan tenaga manusia. Ditambah gizi yang buruk, obat-obatan yang kurang serta perlakuan diluar batas kemanusiaan menyebabkan tingginya angka kematian.
Jalur rel ini selesai pada 15 Agustus 1945, tepat ketika Jepang takluk kepada sekutu. Tapi di tengah rimba raya Sumatera, Jepang belum kalah. Para serdadu Jepang masih meneriakkan banzai pada saat merayakan pematokan paku emas tanda selesainya jalur rel Muaro - Pekanbaru. Sementara para romusha dan tawanan hanya boleh menyaksikan upacara dan perayaan itu dari jauh.
Ironisnya, dengan puluhan ribu korban jiwa, rel ini berumur sangat singkat. Kereta api terakhir yang melewatinya adalah pada September 1945 yang membawa tawanan perang dari kamp-kamp kerja di dalam rimba menuju ke Pekanbaru. Jembatan-jembatan yang terbuat dari kayu dengan cepat lapuk dan hanyut oleh amukan sungai. Rel-rel yang tertinggal dengan cepat merimba dan sebagiannya lagi dibuat menjadi pagar oleh masyarakat dan jawatan Kereta Api sendiri untuk jalur Sawahlunto - Padang.


10. Jalur Kereta Api Saketi-Bayah (Jejak Romusha)
jalur maut
Jalur Kereta Api  Saketi – Bayah pada saat pembangunannya banyak memakan korban ribuan manusia, dengan jumlah korban fantastis yang terdiri dari tawanan perang / Prisoner Of War (POW) Sekutu dan Romusha Pembangunan jalan kereta api mempunyai arti sangat strategis bagi kelanjutan ekspansi tentara Jepang pada Perang Dunia ke-II, dan dikerjakan dengan Sistim Kerja Paksa (slave labour) Romusha dan tawanan perang / Prisoner Of War (POW
Perihal jalur kereta api maut, sejarah mencatat, Jepang menorehkan kisah kejam  di Banten Selatan jalur Saketi – Bayah. Selama Perang Dunia II (1938-1945) Jepang membangun tiga jalur kereta api di dua wilayah di Asia Tenggara yaitu jalur Thailand-Burma, Muaro Sijunjung-Pekanbaru, dan jalur Saketi-Bayah.  Jepang menggunakan tahanan yang dipaksa kerja dan seperti dikirim ke neraka karena puluhan ribu jiwa melayang dalam proyek pembangunan jalur kereta api tersebut. Jalur kereta api di dua wilayah Indonesia itu tak lagi bersisa, seperti juga tragedi kekejaman Jepang yang seakan terlupakan. Pembangunan jalan kereta api sepanjang  89 km ini menelan korban yang diperkirakan mencapai 93.000 jiwa romusha.

JAS MERAH (jangan sekali-kali meninggalkan sejarah), Soekarno Quotes



Senin, 06 Mei 2013

Jugun Ianfu, Kisah perbudakan wanita di Indonesia

Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada masa era kolonial penjajahan bangsa asing, sejarah perjuangan kaum wanita Indonesia masih belum tercatat sepenuhnya didalam catatan sejarah bangsa ini. Banyak kaum wanita Indonesia di era kolonial penjajahan bangsa asing yang tidak sedikit pengorbanannya dalam perjuangan dimasa itu. Jiwa dan raga kaum wanita Indonesia dimasa perjuangan bangsa dengan rela dikorbankan demi sebuah tujuan murni, Indonesia terbebas dari cengkraman kekuasaan penjajahan Spanyol, Portugis, Belanda, Ingris dan juga Jepang.
perbudakan
Dalam sejarah bangsa ini, Indonesia cukup lama mengalami penderitaan dari berbagai kekejaman, pemaksaan, perampasan, dan bahkan pemerkosaan yang dilakukan oleh penjajahan selama lebih dari 350 tahun. Selama masa lebih dari 350 tahun tersebut  kaum wanita Indonesia juga banyak mengalamai berbagai tekanan dan pemaksaan yang begitu keras oleh penjajah. Mereka banyak mengorbakan jiwa dan raganya demi bangsa ini bisa bebas dari cengkraman kejam penjajahan. Kaum wanita Indonesia dimasa penjajahan sungguh tidak dihargai jati dirinya, mereka lebih dilecehkan begitu saja kehormatannya oleh penjajah. Kaum wanita Indonesia dalam sejarah bangsa Indonesia sungguh menyedihkan. Harga diri dan kehormatan baginya tidak ada nilai di mata para penjajah negeri ini dimasa itu.
perbudakan
Jugun ianfu adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada wanita (bahasa Inggris comfort women) yang menjadi korban dalam perbudakan seks selama Perang Dunia II di koloni Jepang dan wilayah perang.
Jugun ianfu merupakan wanita yang dipaksa untuk menjadi pemuas kebutuhan seksual tentara Jepang yang ada di Indonesia dan juga di negara-negara jajahan Jepang lainnya pada kurun waktu tahun 1942-1945.
Di Indonesia sendiri terdapat sekitar 1500 perempuan eks jugun ianfu yang sebagian besar dari mereka sudah berusia lanjut bahkan telah meninggal dunia. Perjuangan yang mereka lakukan untuk menuntut keadilan serta pengakuan tidak saja melelahkan dan lama, tapi mereka juga nyaris berjuang sendirian karena sampai saat ini tidak nampak adanya dukungan dari pemerintah terlebih pengakuan terhadap mereka.


1. Mardiyem (Momoye)
momoye
Tiada yang menyangka, penderitaan lahir dan batin harus ditanggung oleh perempuan renta ini. Dulu, ia bercita-cita menjadi pemain sandiwara, tapi kemudian pupus oleh tipu daya Jepang. Ia pun harus rela dijadikan Jugun Ianfu, pemuas nafsu birahi serdadu Jepang. Benar-benar menyakitkan.
Mardiyem berusia 78 tahun. Tak  ada yang tahu jika dirinya dulu pernah menjadi budak seks tentara Jepang. Dan karena itu ia memiliki nama panggilan semasa pendudukan Jepang di Indonesia. Ia, oleh tentara Jepang, dipanggil dengan ‘Momoye’. Panggilan itu merupakan panggilan bagi jugun ianfu yang dipekerjakan saat itu.
Tak banyak orang yang mengunjungi rumah Momeye. Ia telah banyak dilupakan. Dilupakan oleh negara dan dilupakan oleh teman-temannya. Bahkan, banyak dari teman-temannya yang sudah meninggal.
“Beginilah saya sekarang,” ungkapnya dalam bahasa Jawa sembari memperkenalkan diri.
Meski demikian, sosoknya masih kelihatan cantik. Wajah dan kulit yang terlihat putih menjadi penanda sisa-sisa kecantikan masa lalunya. Pendengarannya pun masih setajam dulu. Sepertinya tak banyak yang berubah dari perempuan tua ini, selain keriput yang makin melebar dan gerakannya yang terlihat lamban. Dan mulailah Mardiyem menuturkan pengalamannya.


2. Sumirah
sumirah
Sore itu Sumirah yang baru berusia 14 tahun sedang menyusuri Jalan Gendingan, Semarang dengan sepeda barunya. Ternyata disekitar lokasi itu Sumirah melihat beberapa tentara Jepang sedang memaksa sejumlah perempuan muda menaiki truk tentara. Melihat kejadian itu Sumirah muda bukannya menyingkir dari bahaya yang mengintai, malahan tertegun kaget diliputi perasaan takut. Tanpa disadari seorang tentara Jepang sudah berada di samping Sumirah dan memaksanya ikut naik keatas truk. Tanpa berdaya Sumirah terpaksa mengikuti kemauan tentara Jepang tersebut dan meninggalkan sepeda barunya tergolek di tanah.
Para perempuan muda ini diberitahu salah seorang serdadu Jepang untuk meminta mereka bekerja untuk militer Jepang, saat itu dijelaskan juga bahwa kesempatan ini diberikan kepada mereka (para perempuan) bekerja sebagai perawat. Militer Jepang berjanji akan memberikan upah kerja dan mencukupi semua kebutuhan hidup mereka. Dengan lantang serdadu itu berseru,”Apakah semua mau pekerjaan ini?”,terdengar jawaban serentak”Mau”.
Tak lama setelah memberikan jawaban itu, para perempuan tersebut memasuki bangunan Semarang Kurabu, bangunan bergaya arsitek Belanda yang telah direbut Jepang dari pemiliknya orang Belanda. Setiap orang diberi kamar yang sudah dilengkapi dengan sabun, sikat gigi, odol, dan minyak wangi. Setelah itu setiap perempuan diperiksa kesehatan oleh seorang Dokter Jepang.
Hari-hari berikutnya ternyata para perempuan ini dipaksa melayani kebutuhan seksual tentara Jepang yang mengunjungi Semarang Kurabu. Bila menolak melayani maka pukulan, tendangan dan tempelengan yang diterima sebagai akibat penolakan. Sejak hari ini dan seterusnya adalah neraka bagi para perempuan tersebut.  Selain harus melayani di Semarang Kurabu, seringkali Sumirah harus melayani para perwira di Hotel Du Pavillon dan Hotel Oewa Asia yang lokasinya tidak terlalu jauh dari Semarang Kurabu.


3. Emah Kastimah & Suhanah
emah
Nasib yang sama dialami Emah Kartimah, perempuan asal Cimahi yang juga dijadikan budak nafsu para balatentara Dai Nipon pada 1942. Waktu itu Emah, yang masih berusia 13 tahun, diculik enam tentara Jepang saat sedang berbelanja di pasar. Dia kemudian dilarikan dengan mobil dan disekap dalam barak tentara di Cimahi.
Tiga tahun Emah yang masih bau kencur itu harus melayani pria-pria dewasa. Jika dia melawan, maka pukulan dan tendangan akan diterimanya. Beberapa perempuan di tempat itu juga mengalami hal yang sama.
Cerita di atas dituturkan Mardiyem dan Emah yang usianya kini sudah mencapai 80 tahun saat tampil di Kick Andy. Bersama sejumlah korban lainnya mereka berjuang agar pemerintah Jepang mengakui "dosa" tentara mereka dulu dan kemudian meminta maaf. Bahkan Mardiyen dan Emah pernah hadir sebagai saksi pada pengadilan tribunal di Jepang dan Belanda.
Sementara Suhanah, juga asal Cimahi, diculik dengan todongan pistol pada usianya yang baru 14 tahun. Tapi karena mengalami pendarahan, setahun setelah disekap dia dibebaskan. Tapi, kondisinya sudah parah rahimnya rusak dan harus diangkat. Sejak itu Suhanah tidak bisa mempunyai keturunan.


4. Sri Sukanti
sri sukanti
Napas Sri Sukanti (79) tersengal. Bicaranya tak jelas. Beberapa kali ia terhuyung. Di antara sedu-sedannya, ia beberapa kali mengatakan, ”Sumpah, saya tidak bohong, saya diperlakukan seperti kuda.”
Kesaksian Sukanti—satu dari 1.156 penyintas asal Indonesia, sebagian sudah meninggal—yang tak lebih dari 15 menit itu membuat ruangan hotel berbintang berisi sekitar 100 orang itu sunyi. Sukanti, dipapah Eka Hindrati, peneliti independen isu jugun ianfu, terus berbicara dengan air mata bercucuran.
Usia Sukanti tak lebih dari 15 tahun ketika dipaksa menjadi pemuas seks serdadu Jepang di Salatiga, Jawa Tengah. Ia mengalami siksaan seksual yang traumanya memekat setiap kali harus mengingat kekejian itu.
Dengan terbata ia mengatakan, ”Saya disuntik 16 kali... saya tidak pernah bisa punya anak.... Jangan ada lagi yang seperti saya ya.... jangan ada lagi yang seperti saya ... Jepang itu kejam...Ogawa itu....”, Hingga saat ini, perlakuan tersebut mengakibatkan kerusakan pada janinnya dan dirinya divonis tidak dapat memiliki keturunan seumur hidup.
Tangisnya pecah. Ia terus berbicara, terkesan meracau, seperti melepaskan timbunan luka jiwa yang tak pernah bisa disembuhkan. Sukanti mengingatkan kepada perempuan sepuh, penyintas dari Korea, yang berteriak, menangis, dan pingsan ketika bersaksi di depan para jaksa Pengadilan Internasional Kejahatan Perang untuk Kasus Perbudakan Seksual oleh Militer Jepang selama Perang Dunia II (The Tokyo Tribunal), 8 Desember 2000.


5. Paini
paini
Paini yang sejak berumur 13 tahun dipaksa bekerja di sebuah tangsi dekat desanya. Suatu malam ia dijemput paksa oleh serdadu Jepang, dibawa ke tangsi, dan diperkosa berulang-ulang. Begitu terus setiap malam. Begitu dalam trauma yang mereka alami sehingga kebanyakan mantan jugun ianfu ini menyembunyikan identitas mereka dan menolak untuk berbicara.


Banyak masyarakat yang merendahkan, serta menyisihkan para korban dari pergaulan sosial. Kasus Jugun Ianfu dianggap sekedar “kecelakaan” perang dengan memakai istilah “ransum Jepang”. Mencap para korban sebagai pelacur komersial. Banyak juga pihak-pihak oportunis yang berkedok membela kepentingan Jugun Ianfu dan mengatasnamakan proyek kemanusiaan, namum mereka adalah calo yang mengkorupsi dana santunan yang seharusnya diterima langsung para korban.


6. Wainem
wainem
Wainem lahir di Jawa Tengah pada 1925. Dia diculik dari rumahnya pada 1943 ketika berusia 17 tahun dengan bus dan dibawa ke markas tentara Jepang di Surakarta. Bersama sejumlah wanita lain, dia disekap di markas tentara itu selama tiga tahun sebelum dipindah ke markas lain di Jogjakarta selama dua tahun kemudian.
Dalam masa-masa kelam tersebut, Wainem harus merajut tikar dan pada malamnya dipaksa melayani nafsu binatang tentara Jepang. Pada hari-hari yang sulit, dia harus meladeni empat pria sekaligus dalam satu malam. ”Beberapa mengajak saya ke kamar pribadi mereka. Tapi, ada juga yang tanpa malu memerkosa saya di depan rekan-rekan mereka di kasur barak,” ungkap Wainem.


7. Mastia
mastia
Mastia diambil paksa dari rumahnya oleh tentara jepang bersama 15 gadis lain dan diangkut ke markas tentara Cimahi.  Seorang kapten Jepang menjadikan Mastia wanita penghibur pribadi. Setelah Mastia pulang kampung ia menjalani upacara penyucian religius untuk membersihkan segala "kotoran."  Namun orang tetap memanggil saya "bekas jepang" dan menghina saya...sedih, saya sangat sedih, saya selalu teringat.  Mastia menikah empat kali dan tidak mempunyai anak.


8. Ronasih
ronasih
Pada saat Ronasih masih berumur 13 tahun dan sedang pulang sekolah, dia diculik seorang serdadu kemudian dikurung di barak dekat desa.  Secara sistematis ia diperkosa selama 3 bulan oleh serdadu yang disebut "si bewok."  Ayahnya berusaha datang dan menggantikan ronasih sebagai tenaga kerja paksa, namun sia-sia.  Ronasih akhirnya disuruh pulang dengan keadaan tidak mampu berjalan lagi, dan harus merangkak untuk pulang karena badannya sakit.  beberapa kali nikah dan tidak dapat memiliki keturunan.


9. Icih
icih
Setelah suami pertamanya tewas ditembak oleh tentara Jepang, ia menjadi janda muda yang dipekerjakan di sekitar barak. Selanjutnya dia dikurung, diperkosa dan dipukuli hinga babak belur hampir setiap hari selama tiga tahun. Setelah perang usai, ia pulang kerumah dalam keadaan sakit, tidak bisa berjalan bahkan tak mampu mengucapkan namanya sendiri. Selama di kurung Icih mengalami luka berkelanjutan dan rahimnya rusak yang mengakibatkan dia tidak bisa melahirkan anak.


10. Niyem
niyem
Niyem diculik saat berusia 10 tahun dibawa menggunakan truk penuh dengan wanita muda lainnya ke barak militer dio Jawa Barat. Niyem harus berbagi di tenda kecil dengan dua wanita lainnya, dikurung tak mendapatkan makanan dan harus minum dari air selokan dan diperkosa di hadapan orang lain. Niyem berhasil kabur bersama teman-temannya namun Niyem tidak mau memberitahu orang tuanya bahwa dia telah diperkosa, "aku tidak ingin menyakiti orang tuaku".


Tahun 1992, untuk pertama kalinya Kim Hak Soon korban asal Korea Selatan membuka suara atas kekejaman militer Jepang terhadap dirinya ke publik. Setelah itu masalah Ianfu terbongkar dan satu persatu korban dari berbagai negara angkat suara. Tahun 2000 Tribunal Tokyo menuntut pertanggung jawaban Kaisar Hirohito dan pihak militer Jepang atas praktek perbudakan seksual Jugun Ianfu. Tahun 2001 final keputusan dikeluarkan di Tribunal The Haque. Tekanan internasional terhadap pemerintah Jepang terus Dilakukan. Oktober 2007 kongres Amerika Serikat mengeluarkan resolusi tidak mengikat yang menekan pemerintah Jepang memenuhi tanggung jawab politik atas masalah ini tetapi Jepang tetap tidak mengakui kekejian terhadap ratusan ribu perempuan di Asia dan Belanda pada masa perang Asia Pasifik

Jugun Ianfu

Gadis itu sangat mengagumkan
Betapa ku yakin ia adalah seorang pahlawan
Aku yakin .. lama lama ia akan menjadi sebuah pedoman
Pedoman tentang pengorbanan .. pedoman demi kehidupan

Betapa banyak orang tak mengerti akan posisi ini
Memberatkan ia untuk bertahan atau mati
Tak ada yang tahu apa yang ia jalani
Dan ku yakin pasti, tak ada yang mau tahu

Egoisnya dunia membuat ia tak bisa apa apa
Hidup sekarang baginya sudah cukup sia sia
Penghinaan menurut ia mungkin sudah biasa

Hei...
Lihatlah disana mata ia berkaca kaca
Kau tak tau sebesar apa pengorbanannya
Kini bukan saatnya untuk berderu
Tapi ini saatmu untuk membantu

Beri dukungan sepenuh hati
jaga jiwanya dengan sepenuh raga
Kau nanti akan merasa .. pengorbanannya untuk negaramu
Sebagai ransum sebuah nafsu


puisi oleh: Erika Citra Sejati

backsound by: Sarah McLachlan - Angel
sumber:

 

Copyright @ 2013 X-Terselubung.