Kebiasaan buruk ditambah lagi dengan pengawasan orang tua serta dukungan lingkungan yang tidak kondusif sangat mempengaruhi pola hidup bagi anak-anak. Begitu pula dengan kasih sayang yang salah dari orang tua mengakibatkan anak menganggap bahwa prilaku yang tidak baik itu merupakan hal biasa.
1. Herliasnyah (Palembang)
1. Herliasnyah (Palembang)
Herliansyah yang beralamat Jl Ki Merogan Gang Mawar RT 44 Kel Kemang Agung Kec Kertapati Palembang. “Lagi tidur siang dek, dari pagi tadi (kemarin) main terus samo tantenya,” ujar Eva Herlina (30), ibu Erli yang terus membelai rambut Erli agar buah hatinya tidur nyenyak dan lelap.
Beberapa hari terakhir ini, Erli bersama keluarganya mendadak jadi sorotan para tetangga tempat tinggalnya dan masyarakat sekitar. Lantaran Erli memiliki kebiasaan buruk yang tak lazim bagi seorang bocah seusianya. “Memang sekitar dua dan tiga bulan terakhir ini, Erli suka merokok. Aku sendiri tidak tahu, kenapa Erli suka merokok,” ungkap Eva yang kesehariannya bekerja sebagai pedagang aksesoris keliling.
Di rumah kontrakan sederhana berukuran sekitar 4x4 meter ini, Eva merasa bingung dengan kebiasaan anak keduanya ini. Eva sendiri seorang janda yang ditinggal suami dan anak pertamanya berumur 12 tahun. Eva dan Erli kini tinggal bersama kakak perempuan bersama adik-adiknya. “Kalau tidak dikasih rokok, Erli sering ngamuk dan berteriak. Bahkan kursi plastik kecil dibantingnya.
Memang dalam sehari tidak tentu berapa batang, bisa satu sampai dua batang,” ujar Eva seraya mengatakan rokok ynag sering diisap anaknya ini yang disuka adalah rokok jenis filter putih.
Beberapa hari terakhir ini, Erli bersama keluarganya mendadak jadi sorotan para tetangga tempat tinggalnya dan masyarakat sekitar. Lantaran Erli memiliki kebiasaan buruk yang tak lazim bagi seorang bocah seusianya. “Memang sekitar dua dan tiga bulan terakhir ini, Erli suka merokok. Aku sendiri tidak tahu, kenapa Erli suka merokok,” ungkap Eva yang kesehariannya bekerja sebagai pedagang aksesoris keliling.
Di rumah kontrakan sederhana berukuran sekitar 4x4 meter ini, Eva merasa bingung dengan kebiasaan anak keduanya ini. Eva sendiri seorang janda yang ditinggal suami dan anak pertamanya berumur 12 tahun. Eva dan Erli kini tinggal bersama kakak perempuan bersama adik-adiknya. “Kalau tidak dikasih rokok, Erli sering ngamuk dan berteriak. Bahkan kursi plastik kecil dibantingnya.
Memang dalam sehari tidak tentu berapa batang, bisa satu sampai dua batang,” ujar Eva seraya mengatakan rokok ynag sering diisap anaknya ini yang disuka adalah rokok jenis filter putih.
2. Tio Andi Pratama (Sukoharjo)
Tio Andi Pratama (6), bocah TK asal Margosutan RT 1/2, Gumpang, Kartasura mempunyai kebiasaan yang lain dari bocah kebanyakan. Anak pertama pasangan Sulistya-Siti Ruhnayah ini hobi merokok sejak balita. Sebungkus rokok jenis mild bisa habis dalam dua hari. Namun, beberapa waktu terakhir, kebiasaan buruk Tio sudah jauh berkurang.
Dalam sehari, dia hanya ngrokok dua hingga tiga batang. Bahkan kadang tidak sama sekali.
Ditemui Suara Merdeka di rumahnya, Tio didampingi ibunya serta Sri Marsiti (nenek) dengan lancar menghisap rokok. Jari-jemarinya dengan lincah memegang batang rokok kemudian menyulutnya dengan korek. Sejurus kemudian, bocah itu mengeluarkan asap rokok melalui mulutnya yang mungil. Nyaris tanpa rasa keki atau canggung. Bahkan, caranya membuang sisa pembakaran rokok ke asbak, sangat lihai layaknya orang dewasa.
Dalam sehari, dia hanya ngrokok dua hingga tiga batang. Bahkan kadang tidak sama sekali.
Ditemui Suara Merdeka di rumahnya, Tio didampingi ibunya serta Sri Marsiti (nenek) dengan lancar menghisap rokok. Jari-jemarinya dengan lincah memegang batang rokok kemudian menyulutnya dengan korek. Sejurus kemudian, bocah itu mengeluarkan asap rokok melalui mulutnya yang mungil. Nyaris tanpa rasa keki atau canggung. Bahkan, caranya membuang sisa pembakaran rokok ke asbak, sangat lihai layaknya orang dewasa.
3. Jati Rahmat (Bima)
Jati Rahmat (2-thn) anak kelima dari pasangan Ismail Jainudin (49 th) dan Juraidah (41 th) warga RT. 13 Desa Rato Kecamatan Bolo Kabupaten Bima ini sejak berumur empat belas bulan
sudah mengenal rokok. Sampai sekarang Balita yang harusnya fokus mengisap ASI (Air Susu Ibu) ini, menjadi perokok yang aktif. Paling sedikit dalam sehari, bocah ini mampu menghabiskan enam batang rokok, apalagi kalau kebetulan yang bertamu ke rumahnya adalah orang-orang dewasa, maka makin banyaklah batang rokok yang diisapnya.
Ismail kepada Garda Asakota menjelaskan bahwa kebiasaan merokok yang dilakoni anaknya ini berawal dari kebiasaannya memungut punting-puntung rokok yang kebetulan banyak di pekarangannya, sebab waktu itu saya masih beternak ayam potong sehingga banyak orang-orang datang ke rumah¬nya membeli ayam.
“Kebiasaan terse¬but di luar kontrol kami sebagai orang tua, pada suatu hari tiba-tiba anak saya ini meminta rokok kepada saya dengan suaranya yang masih cadel. Pada saat itu saya sempat kaget, tetapi melihat dia menangis akhir¬nya dengan terpaksa saya memberikannya,” akunya kepada wartawan.
sudah mengenal rokok. Sampai sekarang Balita yang harusnya fokus mengisap ASI (Air Susu Ibu) ini, menjadi perokok yang aktif. Paling sedikit dalam sehari, bocah ini mampu menghabiskan enam batang rokok, apalagi kalau kebetulan yang bertamu ke rumahnya adalah orang-orang dewasa, maka makin banyaklah batang rokok yang diisapnya.
Ismail kepada Garda Asakota menjelaskan bahwa kebiasaan merokok yang dilakoni anaknya ini berawal dari kebiasaannya memungut punting-puntung rokok yang kebetulan banyak di pekarangannya, sebab waktu itu saya masih beternak ayam potong sehingga banyak orang-orang datang ke rumah¬nya membeli ayam.
“Kebiasaan terse¬but di luar kontrol kami sebagai orang tua, pada suatu hari tiba-tiba anak saya ini meminta rokok kepada saya dengan suaranya yang masih cadel. Pada saat itu saya sempat kaget, tetapi melihat dia menangis akhir¬nya dengan terpaksa saya memberikannya,” akunya kepada wartawan.
4. Muhammad Rizki (Pasuruan)
Kisah balita yang hobi merokok kembali terulang. Jika sebelumnya terjadi di Malang dan Palembang, kali ini kejadian serupa terjadi di Pasuruan, Jawa Timur.
Bocah aneh kali ini adalah Muhammad Rizki (4). Putra pertama pasangan Muhammad Nurhasan (55) dan Kholifah (48) ini memiliki kebiasaan merokok seperti orang dewasa. Uniknya, bocah tersebut kerap merokok di sebuah warung kopi layaknya orang dewasa.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Senin (14/6/2010), rokok yang kerap dihisap Rizki adalah jenis kretek yang cukup bermerek. Jika dilarang orang tuanya, Rizki selalu marah dan melawan.
“Saya menduga prilaku anak saya ini disebabkan lingkungan. Dia sering bergaul dengan orang dewasa,” ujar Kholifah. Dia berharap, prilaku anaknya tersebut dapat disembuhkan. Sebab, perempuan yang bekerja sebagai buruh tani ini sudah kehabisan cara untuk untuk melarang Rizki agar tidak merokok.
“Saya ingin anak saya sembuh. Masa anak seusia anak saya sudah bisa menghabiskan lima batang rokok dalam satu hari? Semoga pemerintah juga membantu kami untuk menyembuhkan Rizki,” harap sang ayah.
5. Valent (Sidoarjo)
Bocah aneh kali ini adalah Muhammad Rizki (4). Putra pertama pasangan Muhammad Nurhasan (55) dan Kholifah (48) ini memiliki kebiasaan merokok seperti orang dewasa. Uniknya, bocah tersebut kerap merokok di sebuah warung kopi layaknya orang dewasa.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Senin (14/6/2010), rokok yang kerap dihisap Rizki adalah jenis kretek yang cukup bermerek. Jika dilarang orang tuanya, Rizki selalu marah dan melawan.
“Saya menduga prilaku anak saya ini disebabkan lingkungan. Dia sering bergaul dengan orang dewasa,” ujar Kholifah. Dia berharap, prilaku anaknya tersebut dapat disembuhkan. Sebab, perempuan yang bekerja sebagai buruh tani ini sudah kehabisan cara untuk untuk melarang Rizki agar tidak merokok.
“Saya ingin anak saya sembuh. Masa anak seusia anak saya sudah bisa menghabiskan lima batang rokok dalam satu hari? Semoga pemerintah juga membantu kami untuk menyembuhkan Rizki,” harap sang ayah.
5. Valent (Sidoarjo)
Ditemukannya kasus balita perokok yang dilakukan Valent, bocah Dusun Ginojo Desa Besuki Kecamatan Jabon, menjadi perhatian serius pemerintah Kabupaten Sidoarjo.
“Hari ini, kita minta pihak RSUD Sidoarjo untuk melakukan pemeriksaan jantungnya (Valent), untuk memastikan kondisi kesehatannya,” terang Wakil Bupati Sidoarjo H.MG. Hadi Sutjipto, SH.,MM
“Bocah ini terbiasa merokok karena ditawari lingkungannya,” ungkap Wabup lagi.
Seperti diketahui sebelumnya, Valent, balita asal Dusun Ginonjo RT01 RW04, Desa Besuki Jabon Sidoarjo, diketahui mampu menghabiskan 2 bungkus rokok tiap harinya.
Kebiasaan merokok Putra kedua Pasangan dari Sulami (38) penjahit karung bekas dan Samin (43) buruh pabrik ini, sudah terjadi sejak enam bulan yang lalu.
“Hari ini, kita minta pihak RSUD Sidoarjo untuk melakukan pemeriksaan jantungnya (Valent), untuk memastikan kondisi kesehatannya,” terang Wakil Bupati Sidoarjo H.MG. Hadi Sutjipto, SH.,MM
“Bocah ini terbiasa merokok karena ditawari lingkungannya,” ungkap Wabup lagi.
Seperti diketahui sebelumnya, Valent, balita asal Dusun Ginonjo RT01 RW04, Desa Besuki Jabon Sidoarjo, diketahui mampu menghabiskan 2 bungkus rokok tiap harinya.
Kebiasaan merokok Putra kedua Pasangan dari Sulami (38) penjahit karung bekas dan Samin (43) buruh pabrik ini, sudah terjadi sejak enam bulan yang lalu.
6. Sandi (Malang)
Melihat pipi yang tembem dan badan yang gendut seperti pesinetron dan bintang iklan berusia balita, Baim, tentu bisa menggemaskan banyak orang. Pipi tembem dan tubuh gendut ini juga dianugerahkan Sang Khalik kepada balita Sandi Adi Susanto yang kini tinggal di Jalan Nusakambangan 19C, Kota Malang.
Apabila balita ini diam dan tertidur, orang yang melihat dapat dipastikan juga akan merasa gemas dengan bocah ini. Apalagi, omongannya begitu tegas dan blak-blakan apa adanya.
Namun, bocah yang lahir pada 18 Februari 2006 ini berbeda dengan balita pada umumnya. Kalau balita lain kebanyakan senang mengisap jempol tangan dan oleh orangtua dijauhkan dari hal yang dapat menyebabkan sakit, justru Sandi sangat senang mengisap rokok. Malahan Sandi juga sering diajak sejumlah pemuda untuk minum minuman keras (miras).
Di usianya yang belum genap 4 tahun, Sandi juga lihai mengomongkan hal-hal berbau seks ataupun pornografi yang merupakan konsumsi bahan pembicaraan orang dewasa. Sandi juga "fasih" mengucapkan kata-kata kotor. Seperti layaknya orang dewasa, Sandi tidak cadel.
Apabila balita ini diam dan tertidur, orang yang melihat dapat dipastikan juga akan merasa gemas dengan bocah ini. Apalagi, omongannya begitu tegas dan blak-blakan apa adanya.
Namun, bocah yang lahir pada 18 Februari 2006 ini berbeda dengan balita pada umumnya. Kalau balita lain kebanyakan senang mengisap jempol tangan dan oleh orangtua dijauhkan dari hal yang dapat menyebabkan sakit, justru Sandi sangat senang mengisap rokok. Malahan Sandi juga sering diajak sejumlah pemuda untuk minum minuman keras (miras).
Di usianya yang belum genap 4 tahun, Sandi juga lihai mengomongkan hal-hal berbau seks ataupun pornografi yang merupakan konsumsi bahan pembicaraan orang dewasa. Sandi juga "fasih" mengucapkan kata-kata kotor. Seperti layaknya orang dewasa, Sandi tidak cadel.
7. Choirul (Pasuruan)
Choirul yang biasa dipanggil Irul baru berusia 26 bulan atau 2 tahun 2 bulan. Namun, ketika memegang sebatang rokok dan mengisapnya, gaya Irul sudah mirip orang dewasa —menunjukkan bahwa ia sudah terbiasa menghisap barang yang mengandung nikotin itu.
Putra ketiga pasangan (alm) Asmad dan Salamah (27), warga Jl Hangtuah Gang Nanas No 3, Kel Ngemplak, Kec Gadingrejo (Kota Pasuruan) ini mulai kecanduan rokok sejak usia empat bulan. Kini, dalam sehari bocah itu tidak bisa untuk tidak merokok. Ia bisa menghabiskan tiga batang rokok.
Menurut Abidin Slamet (51), kakek Irul, kebiasaan merokok cucunya diawali dari ketertarikan Irul terhadap rokok yang ditinggalkan kakeknya. Tanpa sepengetahuan si kakek, Irul mengambil rokok yang ditinggal dalam kondisi menyala.
Putra ketiga pasangan (alm) Asmad dan Salamah (27), warga Jl Hangtuah Gang Nanas No 3, Kel Ngemplak, Kec Gadingrejo (Kota Pasuruan) ini mulai kecanduan rokok sejak usia empat bulan. Kini, dalam sehari bocah itu tidak bisa untuk tidak merokok. Ia bisa menghabiskan tiga batang rokok.
Menurut Abidin Slamet (51), kakek Irul, kebiasaan merokok cucunya diawali dari ketertarikan Irul terhadap rokok yang ditinggalkan kakeknya. Tanpa sepengetahuan si kakek, Irul mengambil rokok yang ditinggal dalam kondisi menyala.
8. Ilham (Sukabumi)
Hadi Ilham, anak berusia 8 tahun, warga Desa Karawang, Kec. Sukabumi, sejak umur tiga tahun sudah mempunyai kebiasaan merokok layaknya orang dewasa. Anak yang kini duduk di bangku kelas dua SD ini, bisa menghabiskan lebih dari empat bungkus rokok dalam sehari.
Menurut ibu dari anak tersebut, kebiasaan anaknya menghisap rokok sudah terjadi sejak berusia empat tahun, bahkan untuk memenuhi keinginan anaknya merokok, dirinya harus mengeluarkan uang sebesar 20 ribu rupiah setiap harinya. Pemilik warung pun tidak bisa berbuat apa-apa saat anak tersebut membeli rokok, karena suka mengamuk jika tidak dilayani untuk membeli rokok. Bahkan menurut ibunya, anak tersebut sering mengamuk seperti merusak kaca rumah apabila tidak dikuti keinginannnya.
Atas kelainan yang dialami oleh anaknya tersebut, pihak keluarga pun telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah anaknya agar tidak merokok, seperti melakukan pengobatan ke berbagai puskesmas dan klinik. Namun demikian kecanduan rokok yang dialami anaknya tersebut, tetap tidak bisa dihilangkan. Yeni dan keluarganya pun kini hanya bisa pasrah dan berharap anaknya bisa berubah dan dapat terhindar dari kebiasaan merokok.
Menurut ibu dari anak tersebut, kebiasaan anaknya menghisap rokok sudah terjadi sejak berusia empat tahun, bahkan untuk memenuhi keinginan anaknya merokok, dirinya harus mengeluarkan uang sebesar 20 ribu rupiah setiap harinya. Pemilik warung pun tidak bisa berbuat apa-apa saat anak tersebut membeli rokok, karena suka mengamuk jika tidak dilayani untuk membeli rokok. Bahkan menurut ibunya, anak tersebut sering mengamuk seperti merusak kaca rumah apabila tidak dikuti keinginannnya.
Atas kelainan yang dialami oleh anaknya tersebut, pihak keluarga pun telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah anaknya agar tidak merokok, seperti melakukan pengobatan ke berbagai puskesmas dan klinik. Namun demikian kecanduan rokok yang dialami anaknya tersebut, tetap tidak bisa dihilangkan. Yeni dan keluarganya pun kini hanya bisa pasrah dan berharap anaknya bisa berubah dan dapat terhindar dari kebiasaan merokok.
9. Ardi Rizal (Musi Banyuasin)
cerita soal Ardi Rizal (2), asal Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, yang menggegerkan dunia pada 2010. Bocah yang kala sudah jadi pecandu rokok. Video balita yang dengan santainya menghisap gulungan tembakau membuat jutaan orang geleng-geleng kepala. Apa yang dialami Ardi Rizal membuat mata dunia menyorot tajam ke Tanah Air. Apalagi, meski sudah sembuh dari candu rokok, tubuh bocah tersebut telanjur rusak akibat rokok.
Seperti dikutip Daily Mail beberapa pecan lalu, meski dua cerita itu mengagetkan bagi masyarakat di dunia Barat, sebaliknya bukan hal yang aneh di Indonesia. Di mana diperkirakan ada sejuta anak di bawah usia 17 tahun yang menjadi perokok. Juga sepertiga anak Indonesia tercatat coba-coba merokok di bawah usia 10 tahun.
10. Ibnu Fajar (Depok)
Entah apa yang ada di pikiran orangtua bocah empat tahun, Ibnu Fajar, yang tinggal di RT 03 /08 Pengasinan, Sawangan, Depok. Ibunda Syarif, Yuliani, mengizinkan anaknya untuk berkelakuan yang tidak lazim seperti balita lainnya. Betapa tidak, Ibnu gemar sekali menghirup bensin. Bahkan Ibnu pun sudah pandai merokok. Hal aneh lainnya yang dilakukan Ibnu adalah gemar memakan bedak.
Yuliani menuturkan, anaknya sudah memulai kebiasaan itu saat Ibnu bisa berjalan. Kebiasaan awal yang dilakukan Ibnu adalah gemar memakan bedak.
“Dari kecil, dari pas mulai bisa jalan, habis dimandiin terus kita bedakin, eh bedaknya malah dimakan,” tuturnya kepada wartawan, Kamis (19/1/2012).
Yuliani mengaku ia dan suaminya sudah melarang Ibnu untuk tidak melakukan kebiasaan aneh itu. Tetapi Ibnu selalu saja menangis. “Sudah dilarang, sudah disembunyikan bedak maupun bensin dan rokoknya, tapi malah menangis jerit-jeritan,” katanya.
Yuliani pun memastikan ia sudah membawa anaknya itu ke dokter. Namun sejauh ini kondisi Ibnu masih sehat dan tak ada efek apa pun. “Kalau sehari bisa dua sampai tiga batang rokok, kalau bensin sih enggak tentu juga, saya pasrah saja, namanya juga orang kampung, suami saya kerjanya hanya jagain empang orang,” tandasnya.
Yuliani menuturkan, anaknya sudah memulai kebiasaan itu saat Ibnu bisa berjalan. Kebiasaan awal yang dilakukan Ibnu adalah gemar memakan bedak.
“Dari kecil, dari pas mulai bisa jalan, habis dimandiin terus kita bedakin, eh bedaknya malah dimakan,” tuturnya kepada wartawan, Kamis (19/1/2012).
Yuliani mengaku ia dan suaminya sudah melarang Ibnu untuk tidak melakukan kebiasaan aneh itu. Tetapi Ibnu selalu saja menangis. “Sudah dilarang, sudah disembunyikan bedak maupun bensin dan rokoknya, tapi malah menangis jerit-jeritan,” katanya.
Yuliani pun memastikan ia sudah membawa anaknya itu ke dokter. Namun sejauh ini kondisi Ibnu masih sehat dan tak ada efek apa pun. “Kalau sehari bisa dua sampai tiga batang rokok, kalau bensin sih enggak tentu juga, saya pasrah saja, namanya juga orang kampung, suami saya kerjanya hanya jagain empang orang,” tandasnya.
Bonus
"Popeye Lauts" Mainan yang mengajarkan anak kecil merokok
"Popeye Lauts" Mainan yang mengajarkan anak kecil merokok
Salah satu televisi swasta pernah menampilkan liputan tentang Aldi Ilham seorang bocah asal Sukabumi berusia 8 tahun dan telah menjadi pecandu rokok. Ia bisa menghabiskan empat bungkus rokok filter setiap hari. Bahkan berita ini sebelumnya sempat dilansir oleh surat kabar Inggris, Daily Mail.
Daily Mail menulis bahwa jutaan anak-anak berusia di bawah 16 tahun adalah perokok. Sepertiga anak-anak di Indonesia mencoba rokok sebelum mereka berumur 10 tahun, Indonesia adalah negara yang melegalkan anak-anak untuk membeli dan menghisap rokok. Tak ada batasan usia pembeli, dan mereka tidak perlu membeli sebungkus rokok, karena rokok eceran pun mudah mereka dapatkan.
Daily Mail kembali mengangkat berita mengenai keadaan anak Indonesia khususnya di Jakarta, kali ini bukan mengenai anak yang menghisap rokok, melainkan mainan yang memberikan mereka sensasi seperti menghisap rokok.
Daily Mail kembali mengangkat berita mengenai keadaan anak Indonesia khususnya di Jakarta, kali ini bukan mengenai anak yang menghisap rokok, melainkan mainan yang memberikan mereka sensasi seperti menghisap rokok.
Mainan bernama Popeye Lauts ini berbentuk serupa pipa tembakau, yang seringkali kita lihat pada tokoh kartun Popeye. Terbuat dari kertas yang dibentuk seperti mangkuk, dihubungkan dengan sedotan dengan fungsi untuk menghisap.
Mereka menghisap dry ice atau biang es, Biang es adalah karbondioksida (CO2) yang dipadatkan dengan suhu ekstrim -78.5 C . Banyak dipakai di industri es krim dan bahan makanan yang sensitif terhadap temperatur tinggi.
Menghirup asap biang es dalam waktu lama, dapat menimbulkan sesak napas, diikuti dengan hilang kesadaran dan jika tidak segera tertolong dapat berakibat fatal. Karena ketika menghirup biang es, secara langsung kita menghirup gas karbondioksida. Parahnya lagi, mainan ini bisa mereka dapatkan hanya dengan 1000 rupiah dan dijual bebas.
Menghirup asap biang es dalam waktu lama, dapat menimbulkan sesak napas, diikuti dengan hilang kesadaran dan jika tidak segera tertolong dapat berakibat fatal. Karena ketika menghirup biang es, secara langsung kita menghirup gas karbondioksida. Parahnya lagi, mainan ini bisa mereka dapatkan hanya dengan 1000 rupiah dan dijual bebas.
ada Iklan lewat !!!
Suatu hari di "Departemen khusus Bunuh Diri"Petugas : "Ada yang bisa saya Bantu pak?"
Pemohon : "Oh ya, saya ingin bunuh diri mas, mohon bantuannya"
Petugas : "Baik. Anda tertarik dengan cara yang seperti apa? Kami punya program khusus untuk anda, Bunuh diri secara dramatis pak, dengan terjun dari lantai 12, bagaimana pak?"
Pemohon : "Wah, Saya takut ketinggian mas"
Petugas : "Oh. Bagaimana dengan minum obat nyamuk cair?"
Pemohon : "Di rumah saya pakai obat nyamuk bakar mas.."
Petugas : "Sayang sekali. Bagaimana dengan di tabrak kereta api? Ini cepat, rapi dan tidak menyakitkan?"
Pemohon : "Sebenarnya sih… saya tidak terlalu buru-buru…"
Petugas : "Oh, mengapa tidak bilang dari tadi? Kami punya satu program jitu. PERLAHAN TAPI PASTI, ANDA AKAN MENIKMATI SENSASI, tidak perlu repot, anda cukup "menghisap" saja…"
Pemohon : "maksudnya "menghisap"!!!...menghisap rokok??"
Petugas : "Betul. Ini cara yang sangat alamiah, perlahan, dan murah. Anda juga bisa membuat orang lain merasa tak nyaman, serta anda dapat meninggalkan kehidupan dengan banyak cara.."
Pemohon : "maksudnya banyak cara?"
Petugas : "Ya. Tentu saja anda akan terkena kanker paru-paru, sesak nafas, serangan jantung, stroke, gangguan kehamilan dan janin...."
Pemohon : "wah benar-benar program jitu, baiklah saya coba. Terima kasih banyak mas!"
Petugas : "Semua ini sudah bagian dari pelayanan kami. Namun ada satu hal yang harus anda ingat, proses ini memakan waktu dan ada kemungkinan anda tetap hidup sebentar…"
Pemohon : "Tidak apa-apa. Saya coba saja. Boleh pinjam korek api?"
Petugas : "Silahkan…"
(SFX) : PEMANTIK API DINYALAKAN
Pemohon : "Terima kasih..(MENARIK NAFAS), Uhuk-uhuk (Batuk2) Wah langsung terasa efeknya...merokok benar-benar cara bunuh diri yang jitu...."
sources:
http://www.radaronline.co.id/
http://www.pjtv.co.id/
http://regional.kompas.com/
http://dprd-sidoarjokab.go.id/
http://news.okezone.com/
http://mediagardaasakota.blogspot.com/
http://suaramerdeka.com/
http://bangka.tribunnews.com/
http://liputan-menarik.blogspot.com/
http://uniqpost.com/
bilamana terdapat kesalahan, mohon diralat, terima kasih
http://www.pjtv.co.id/
http://regional.kompas.com/
http://dprd-sidoarjokab.go.id/
http://news.okezone.com/
http://mediagardaasakota.blogspot.com/
http://suaramerdeka.com/
http://bangka.tribunnews.com/
http://liputan-menarik.blogspot.com/
http://uniqpost.com/
bilamana terdapat kesalahan, mohon diralat, terima kasih
0 komentar:
Posting Komentar